Oleh Dhea Cahyani Putri
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ
Setiap manusia yang ada didunia ini pastinya ingin merasakan adanya kebahagian hadir dalam kehidupannya mulai dari jenjang usia anak-anak, remaja , dewasa maupun lansia. Kebahagiaan menjadi salah satu emosi yang dikategorikan sebagai emosi posistif yang pada dasarnya bisa dirasakan setiap individu perempuan ataupun laki-laki.
Cara untuk mencapai kebahagiaan ini memiliki berbagai macam cara dalam mencapainya. Dalam masa transisi anak-anak kemasa remaja di masa ini lah pula anak menjadi pemuda dan pemuda yang mulai mencari jati diri dari diri mereka dengan lewat salah satunya interaksi pertemanan.
Interaksi pertemanan ini pula yang pada akhirnya menjadi salah satu cara adanya kebahagian dimana anak muda ini yang pada dasarnya akan mengalami rasa tertarik pada lawan jenis yang akan membuat rasa bahagia dispesialkan oleh seseorang.
Rasa jatuh cinta ini pula pada dasarnya bisa dirasakan oleh siapapun termasuk dari pemuda itu sendiri yang dimana sedang aktif-aktifnya berinteraksi bersama teman-temannya. Pemuda yang sedang dimabuk asrama cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mulai menyukai suatu minat tertentu yang sangat berbeda dari minat mereka sebelumnya
- Mulai memberikan perhatian lebih pada penampilan
- Tiba-tiba menjadi sangat menjaga privasi
- Sering melamun membayangkan orang yang dia cintai
- Lebih sering izin untuk bermain dengan temannya
- Ingin banyak melakukan kegiatan bersama orang yang dia cintai
- Membicarakan orang yang sama berkali-kali
- Suka senyum ataupun tertawa sendiri
Perasaan jatuh cinta ini biasanya akan berlanjut jika satu sama lain menyukai atau berbalasa rasa tersebut kemudian rasa ini berlanjut dengan dua belah pihak menjalin asmara yang dinamakan istilahnya pacaran.
Dalam hubungan ini pula biasanya anak muda di iming-imingi rasa untuk merasakan indahnya jatuh cinta diberikan rasa kenyamanan, tempat berkeluh kesah, tempat bertukar cerita, dan seperti mereka sebut dengan indahnya jatuh cinta.
Namun, pada kenyataannya hal ini tidak dirasakan oleh semua anak muda dalam menjalani hubungan pacaran.
Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa di hubungan pacaran ini ada kasus dimana salah satu pihak individu yang menjalin merasakan tidak nyaman biasanya hal ini dirasakan dikerenakan mulainya tidak sejalan dalam cara bertindak maupun berpikir dalam pandangan dua individu tersebut.
Rasa tidak nyaman ini pula bisa berbentuk sampai dengan mengalami kekerasan secara verbal maupun non verbal. Kekerasan yang terjadi pada hubungan pacaran biasanya disebut dengan istilah Toxic Relationship.