Lihat ke Halaman Asli

Penting Gak Sih Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Dikonservasi?

Diperbarui: 28 Desember 2021   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kalian tau ga sih apa itu Macrocephalon maleo atau biasa disebut dengan Burung Maleo? Nah, Burung Maleo ini merupakan salah satu satwa endemik Pulau Sulawesi dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Berdasarkan data terbaru tahun 2021 yang dirilis oleh IUCN, burung ini statusnya masuk ke dalam kategori Endangered (kritis menuju kepunahan) dan ditetapkan sebagai salah satu jenis satwa yang dilindungi oleh CITES dengan status Appendix I (dilarang untuk diperdagangkan). 

Jika burung ini punah, maka tidak hanya kehilangan spesies endemik, tetapi juga kehilangan genus endemik karena  Macrocephalon merupakan satu-satunya genus yang berada di famili Megapodiidae. Selain langka, burung ini ternyata unik karena burung ini merupakan burung anti-poligami (setia). Apabila pasangannya mati, burung ini tidak akan bertelur lagi

Burung Maleo ini memiliki ciri-ciri, yaitu bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki berwarna abu-abu, paruh berwarna jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah muda keputihan, serta di atas kepalanya terdapat tanduk (jambul keras) berwarna hitam yang berfungsi untuk mendeteksi panas bumi yang sesuai untuk menetaskan telurnya. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibandingkan dengan jantan. Burung Maleo ini tidak suka terbang walaupun sayapnya cukup panjang dan lebih senang berjalan kaki daripada terbang. Burung Maleo memiliki ukuran telur yang besar, yaitu mencapai 5 kali lebih besar dari telur ayam dengan berat diantara 240-270 gram per-butirnya.

Apa sih alasan perlunya Burung Maleo itu dikonservasi?

a. Merupakan burung Anti-poligami (Monogami)

Burung ini hanya memiliki satu pasangan. Apabila pasangannya mati, maka burung ini tidak akan bertelur lagi. Artinya dengan berhentinya burung ini bertelur, maka tidak akan ada keturunan dari burung ini selanjutnya. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama dari penurunan populasi burung ini.

b. Hidup di habitat tertentu

Burung ini biasanya hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegunungan yang memiliki mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Alasan burung ini menetap di daerah yang seperti itu karena di daerah dengan sumber panas bumi itu, Burung Maleo itu mengubur telurnya di dalam pasir. Artinya, burung Maleo ini hanya bisa hidup di tempat yang memiliki sumber panas bumi. Apabila habitatnya sudah diganggu oleh manusia, maka habitat dari burung ini akan terganggu dan rusak. Hal tersebut yang akan menyebabkan burung ini kesulitan untuk mencari habitatnya, bahkan mengalami kematian.

c. Banyak diburu untuk kepentingan masyarakat

Burung Maleo dan juga telurnya dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi dan juga diperjualbelikan karena harganya yang relatif tinggi. Selain itu, burung ini juga digunakan dalam upacara adat. Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus, maka hal ini akan menyebabkan kepunahan dari spesies ini.

d. Lemahnya penegakan hukum

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline