Lihat ke Halaman Asli

Dhea Dani Ade Pangestu

Mahasiswa Ilmu komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Mengelola Konten yang Bikin Cuan

Diperbarui: 11 Juli 2021   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh salam sejahtera bagi kita semua Shalom Om Swastyastu Namo Buddhaya dan Salam Kebajikan. Kembali lagi ke perbincangan dari saya Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, perkenalkan nama saya Dhea Dani Ade Pangestu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Kota Yogyakarta.

Yahhh sekarang 2021 enggak lagi dijaman 90an maka dari itu saya akan bercerita tentang konten yang sanagat dibutuhkan di jaman era digital saat ini. Mungkin konten adalah menu yang sangat dibutuhkan bisa juga dibilang hal yang setiap hari dinikmati oleh semua kalangan manusia di seluruh punjuru dunia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Terfokus pada bagaimana cara mengelola dan mengavaluasi konten kontenn apa pun tun konten-nya dengan baik agar bisa dinakmati publik dan tentunya laku= cuan hahahahahahaha.

Konten itulah yang sering kita dengar saat ini. Sebagai pemula, membuat konten bisa jadi sulit dan membingungkan. Karena apa? Karena kita tidak tahu apa yang membuat orang menyukai konten kita? Tentunya para pembuat konten telah menghabiskan waktu yang lama untuk mempersiapkan konsep dari konten mereka, yang harus sangat matang. Seperti yang kita ketahui bersama, membuat konten bukanlah hal yang mudah, karena bagi seorang content creator, membuat konten yang disukai banyak orang bisa dikatakan berhasil. Tentu saja zaman telah berubah, dan perubahan ini diiringi dengan perkembangan masyarakat, dari orang tua hingga anak-anak yang sudah mahir menggunakan handphone. Sekarang ini hampir setiap media sosial memiliki banyak pengguna di bawah umur, biasanya mereka menggunakan Facebook, TikTok, Instagram hingga YouTube. Apalagi Tik Tok, banyak anak di bawah umur yang menggunakan Tik Tok untuk hiburan saat sedang bosan. Tentu saja, pembuat konten pasti akan memfilter ulang, terlepas dari apakah konten mereka layak untuk didistribusikan. Karena jika tidak pantas, perusahaan media sosial akan melarang konten mereka. Biasanya saat mengelola konten, saya mencari tren yang banyak diminati dan disukai banyak orang, agar kedepannya konten saya juga bisa memiliki audience yang banyak, walaupun saya masih pemula di dunia konten. Triknya adalah mengikuti perkembangan zaman sehingga kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari penerbitan konten kita. Karena jika kita mengupload konten dengan permintaan konten yang rendah, akan membosankan untuk melihatnya.Oleh karena itu, di dunia pembuat konten ini, memikirkan kualitas dan kuantitas juga bisa dikatakan sangat penting.

Secara tidak sadar semua orang dari lahir pun sudah disuguhkan oleh konten konten apapun itu, orang gaptek pun secara tidak sadar dia tetap mengikuti hal-hal terbaik melalui konten di pikrian nya yang secara tidak sadar di tonton dan direaspi tentang konten itu.

Akibatnya, pembuat konten yang sukses sering dijadikan panutan oleh pemirsa karena berbagai alasan, dan sebagai pembuat konten, mereka tidak hanya menyampaikan ujaran kebencian, tetapi juga membuat konten yang berkualitas dan mendidik. Konten seorang kreator dikatakan sukses jika mampu mengubah atau mengubah secara signifikan opini masyarakat, khususnya penonton, dan jauh dari kata “kontroversi” yang dapat merusak citra konten kreator. Kita dapat mengatakan bahwa itu selesai. Pembuat konten juga dapat menggunakan metode berbeda untuk mengelola dan menilai konten yang diunggah di berbagai platform. Salah satunya adalah pembuat konten yang meneliti dan menangkap penayangan dari pemirsa dan membalas komentar, baik secara langsung atau melalui saluran komentar. Ini menampilkan dirinya sebagai alat komunikasi. Membentuk citra positif di masyarakat.

Semakin viral konten Anda, semakin besar kemungkinan Anda mempertahankan konsumen setia. Konten adalah bagian penting dalam menjalankan strategi pemasaran digital dan berisi informasi media sosial lainnya. Jika Anda ingin mendistribusikan konten Anda secara luas, Anda perlu mengingat hal berikut:
Jangkau semua
Manakah dari media sosial berikut yang paling menjanjikan? Untuk analisis pasar yang optimal, diperlukan alasan yang matang. Jadi buat konten yang bisa menjangkau semua kalangan bawah, menengah dan atas. Dengan begitu, hanya dengan satu postingan, Anda berpeluang mendapatkan banyak pelanggan setia dari setiap cuplikan. 

Menghasilkan ide-ide baru dan kreatif
Perhatian utama lainnya adalah pertanyaan tentang isi ide. Sebagai pengusaha yang menjual barang dan jasa melalui media sosial, Anda harus selalu mengikuti perubahan yang terus terjadi. Pastikan konten yang Anda buat tidak basi atau ketinggalan zaman dan orang tidak ingin melihat atau membacanya.
Buat konten dengan ide-ide baru dan informasi lainnya. Karena konten yang Anda buat menjadi semakin anti-mainstream, konten tersebut cenderung menjadi mainstream dan dibagikan lebih banyak dan lebih luas oleh anggota akun.

Membuka website atau blog tanpa konten yang bagus seperti makan asam jawa tanpa sayur. Nah, tentu, apa yang ingin Anda baca, hehe, intermezo. Tapi tentu saja seorang teman mengatakan bahwa konten sangat penting untuk keberhasilan inisiatif pemasaran digital. Konten berkualitas kami memberikan "nutrisi" untuk faktor keberhasilan penting lainnya, seperti aspek SEO dari reputasi situs dari sudut pandang pengunjung. Untuk memberikan contoh sederhana, konten yang baik harus berisi atribut SEO yang sesuai. Faktanya, SEO yang baik sebenarnya menarik pengunjung dan, dalam beberapa kasus, bahkan lebih banyak prospek. Ini hanyalah contoh kecil, karena kami akan menjelaskannya lebih detail di artikel ini. Masih banyak poin penting lainnya yang perlu diingat, terutama bagi rekan-rekan yang saat ini sedang memimpin upaya digital marketing.

Anda perlu merencanakan ke depan sebelum memutuskan seperti apa tampilan pemasaran konten Anda. Berbicara dengan rekan kerja adalah langkah pertama sebelum membuat konsep konten. Buat konten yang berharga, Tinggalkan konten yang tidak perlu, tidak perlu, dan tidak menarik. Fokus pada penyajian konten yang dapat mendidik pemirsa Anda sehingga Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat yang bernilai secara emosional dan menyenangkan.

Pengalam saya sendiri membuat konten, saya dari bulan-bulan kemarin malakukan pra-produksi membuat short movie dengan teman-teman mahasiswa film khususnya mahasiswa Yogjakarta dengan berkolaborasi dengan mahasiswa prodi media rekam dan penyiaran jogjakarta. Produksi selama kurang lebih 7 hari setelah produksi karya itu mengikuti screening film dan bisa menjadi sebuah konten yang bisa di tonton. Film pendek itu menceritakan betapa susahnya bekerja di masa-masa pandemi saat ini karena banyak PHK besar-besar an yang terjadi Indonesia.

Menurut saya sendiri mengelola konten di media sosial itu tergantung branding yang baik yang sudah melakat kepada si pembuat konten, jika Konten kreator itu bisa dibalang sudah mempunyai branding yang baik oleh publik pasti publik atau audiens sangat respon dengan konten yang dibuatnya. Untuk mengavalusi konten yang sudah dibuat caranya dengan melihat hal-hal yang sedang ramai dan bisa juga memikirkan sebelumya untuk kedepan memikirkan konten apa ya yang bakal ramai kedapan seblum hal tersebut dibicarakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline