Lihat ke Halaman Asli

Choirunnisa

TERVERIFIKASI

mengurus rumah tangga

Crab Mentality: Memahami, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 29 November 2024   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kepiting ( Freepik/freepik.com)

Apa Itu Crab Mentality?


Pernahkah Anda mendengar istilah crab mentality

Istilah ini berasal dari perilaku kepiting dalam ember: ketika satu kepiting berusaha keluar, kepiting lainnya akan menariknya kembali. 

Akibatnya, tidak ada yang berhasil keluar meskipun masing-masing sebenarnya memiliki peluang. 

Dalam konteks manusia, crab mentality mengacu pada sikap saling menjatuhkan, baik secara sengaja maupun tidak, yang membuat kelompok atau individu tidak bisa maju.

Sudut Pandang Psikologi dan Sosial


Secara psikologi, crab mentality berakar pada rasa takut, iri hati, dan persaingan yang tidak sehat. 

Dalam teori perilaku sosial, fenomena ini sering disebut sebagai pola pikir zero-sum game, di mana seseorang merasa bahwa keberhasilan orang lain adalah ancaman bagi dirinya. 

Ketakutan akan tertinggal atau kehilangan relevansi memicu perilaku ini.

Dari perspektif sosial, crab mentality sering muncul di lingkungan yang penuh tekanan atau persaingan tinggi, seperti tempat kerja, sekolah, atau masyarakat dengan akses terbatas terhadap peluang. 

Alih-alih saling mendukung, individu dalam kelompok ini cenderung merasa bahwa menjatuhkan orang lain adalah cara untuk bertahan atau terlihat lebih unggul.

Dampak Crab Mentality


1. Terhambatnya Kemajuan Individu dan Kelompok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline