"Laksa ini bukan sekadar makanan, tapi juga warisan budaya yang harus dijaga. Setiap mangkuk laksa yang saya buat adalah hasil dari resep turun-temurun yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu." Pak Masitar (Penjual laksa legendaris di Pasar Lama)
Tangerang, sebuah kota yang terletak di sebelah barat Jakarta, dikenal tidak hanya sebagai pusat industri dan perdagangan, tetapi juga sebagai surga kuliner.
Salah satu hidangan khas yang menjadi ikon kuliner Tangerang adalah laksa. Laksa Tangerang merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu yang menghasilkan cita rasa unik dan menggugah selera, terutama saat musim pancaroba.
Sejarah dan asal usul
Laksa Tangerang memiliki sejarah panjang yang berakar dari budaya peranakan, yaitu perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu.
Hidangan ini awalnya diperkenalkan oleh para imigran Tionghoa yang menetap di Tangerang dan kemudian beradaptasi dengan cita rasa lokal.
Kuah laksa yang kental dan kaya rempah menjadi ciri khas yang membedakan laksa Tangerang dari laksa di daerah lain.
Sebagai kuliner peranakan, laksa tidak hanya mencerminkan kekayaan rasa tetapi juga sejarah panjang integrasi budaya di Tangerang.
Bahan dan proses pembuatan
Laksa Tangerang terbuat dari bahan-bahan sederhana namun kaya akan rasa. Bahan utamanya adalah mie tepung beras putih yang sudah direbus, kemudian disajikan dengan kuah kuning kental yang terbuat dari santan, rempah-rempah, dan kaldu ayam.