"jika kita mencintai satwa liar biarkan mereka bebas di alam" Chanee Kalaweit.
Hutan adalah paru-paru dunia yang memberikan kehidupan bagi banyak makhluk hidup. Namun, seringkali kita lupa akan pentingnya menjaga dan mencintai hutan.
Buku "Enzo dan Rumah di Hutan" karya Prada Kalaweit dan Diana Damayanti mengajak kita untuk melihat hutan dari sudut pandang yang lebih luas, damai, dan bijaksana.
Prada Kalaweit adalah ibu dari dua orang anak dan istri dari aktivis lingkungan, Chanee Kalaweit. la orang Kalimantan yang berasal dari suku Dayak Mendawai.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalamannya serta anak-anaknya, Andrew dan Enzo, selama mendampingi Chanee Kalaweit berjuang di lapangan untuk menyelamatkan dan melindungi hutan Kalimantan; termasuk berbagai jenis satwa liar yang ada di dalamnya.
Buku seperti "Enzo dan Rumah di Hutan" dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai konservasi kepada anak-anak dan orang dewasa.
Melalui kisah keluarga Kalaweit, kita diajak untuk memahami dan mencintai hutan dengan cara yang lebih mendalam.
Beberapa studi literatur menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan melalui cerita dan pengalaman nyata dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap alam.
"Enzo dan Rumah di Hutan"
Buku anak non-fiksi bernarasi ini menceritakan kehidupan Enzo Kalaweit, putra dari aktivis lingkungan Chanee Kalaweit, yang bersama keluarganya pindah dan menetap di Hutan Pararawen, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Mereka tinggal di sebuah rumah kayu yang dikelilingi oleh pohon-pohon rindang. Kehidupan sehari-hari mereka di hutan penuh dengan petualangan dan pembelajaran tentang alam.