Mengapa Mengakhiri Hubungan Toxic Terasa Begitu Sulit: Penjelasan Psikologis dan Sosial
Mengakhiri hubungan yang dinilai "toxic" atau beracun adalah keputusan yang sering kali diwarnai dengan perasaan kompleks dan dilema emosional.
Menurut Dr. Lillian Glass dalam bukunya "Toxic People: 10 Ways of Dealing with People Who Make Your Life Miserable" (2008), hubungan toxic adalah interaksi yang penuh dengan manipulasi, dominasi, dan perilaku yang merugikan secara emosional.
Ciri-ciri umum hubungan toxic termasuk kurangnya dukungan emosional, kritik berlebihan, dan pengabaian kebutuhan pasangan.
Meski banyak orang tahu bahwa hubungan tersebut tidak sehat, kenyataannya tidak selalu mudah untuk melepaskan diri. Mengapa demikian? Artikel ini mengeksplorasi alasan mendalam di balik kesulitan ini melalui perspektif psikologis dan sosial.
1. Ketergantungan Emosional dan Psikologis
Ketergantungan emosional adalah salah satu penghalang terbesar dalam mengakhiri hubungan toxic.
Menurut Dr. Jennifer Smith, psikolog klinis, ketergantungan ini sering kali berkembang ketika individu merasa bahwa hubungan tersebut adalah satu-satunya sumber dukungan dan kebahagiaan mereka.
"Ketika seseorang merasa tidak dapat hidup tanpa pasangan mereka, meskipun hubungan tersebut merugikan, rasa ketergantungan ini akan memperkuat keengganan untuk mengakhiri hubungan," jelas Dr. Smith.
Perasaan terjebak dan tidak berdaya sering kali membuat individu merasa tidak ada pilihan lain selain bertahan dalam hubungan yang merusak.
2. Manipulasi dan Gaslighting