Lihat ke Halaman Asli

Choirunnisa

TERVERIFIKASI

mengurus rumah tangga

Segenggam Memori dalam Sepotong Es Goyang di Masa Kecil

Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Es Goyang | sumber gambar: doyanresep.com

Es goyang, sebuah jajanan jalanan yang mengundang selera, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan masa kecil banyak orang Indonesia. Dari gerobak sederhana yang berjejer di pinggir jalan hingga aroma manis yang menguar dari cetakan es, es goyang memiliki daya tarik yang khas. 

Es goyang, es krim tradisional yang buat memori melekat hingga dewasa. Es goyang lahir dari keterbatasan. Pada era 1970-an, es krim impor masih menjadi barang mewah yang sulit dijangkau oleh banyak orang. Untuk menyiasati hal ini, para pedagang kaki lima menciptakan alternatif yang lebih terjangkau: es krim "lolipop" yang dikenal sebagai es goyang. 

Setiap sore bapak penjual es goyang memangkal gerobak es nya di depan Masjid Al Abror dekat rumah. Gerobak dengan kombinasi warna coklat tua dan muda itu selalu ada di sana, menunggu para pembelinya.

Gaya busana bapak penjual es goyang yang rapih membuat dagangannya laris, setelan kemeja dan celana bahan panjang dan tidak lupa topi koboi hitam yang selalu dipakainya.

Proses pembuatannya dimulai dengan mencampurkan tepung kacang hijau dan tepung jagung sebagai dasar. Gula pasir ditambahkan untuk memberikan rasa manis. Adonan kemudian direbus dengan api kecil sambil terus diaduk. Setelah mencapai konsistensi yang tepat, adonan dimasukkan ke dalam cetakan di penangas es.

Es goyang dengan berbagai pilihan rasa seperti coklat, vanila, strawbery dengan di celup coklat cair dan diberi taburan kacang yag dihaluskan membuat memori rasa es goyang tersebut masih lekat diingatan hingga dewasa ini. Aroma harum es yang menguar dari gerobak, suara goyangan gerobak yang khas, dan kegembiraan saat mencicipi es yang lezat.

Selain itu marketing yang pintar dibuat bapak penjual es goyang, membuat anak-anak tidak hanya membeli sepotong saja bahkan bisa dua atau tiga. Marketing dengan memberikan es goyang gratis jika pembeli mendapat gagang es goyang yang sudah ditandai dengan spidol hitam.

Sensasi makan es goyang tidak hanya ketika es masuk ke dalam mulut saja, tetapi mulai dari memilih dengan adrenalin yang cukuo menegangkan, perhitungan, alias tebak-tebakan di mana letak es goyang yang gagangnya ada tanda hitamnya.

Potongan pertama yang digigit pastilah bagian atas di mana gagang paling ujung diberi tanda hitam, rasa penasaran tidak hanya ketika saya yang akan makan, tetapi melihat es goyang teman pun menjadi tontonan apakah hasilnya keburuntungan atau sebaliknya.

Segenggam memori masa kecil dalam sepotong es goyang, hingga saat ini saya belum menemukan es goyang dengan rasa, celupan coklat, dan taburan kacang yang dihaluskan sama seperti es goyang di masa kecil dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline