Lihat ke Halaman Asli

Dhe Wie S

Kang Baca Tulis

Jodohku

Diperbarui: 22 September 2023   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

"Abah, Hari ini Neng di pecat dari perusahaan."

Nengsih bergegas cerita pada ayahnya yang tengah mengelus-elus si Bony. Kucing kesayangan Abah, peninggalan Emak.

"Alhamdulillah, lihat tuh Bon. Bener kan prediksi Abah. Akhirnya doa Abah terkabul, Bon." Masih terus mendekap Bony, lepas Nengsih menyalami tangannya.

"Apaan sih, Abah nih. Anaknya di pecat, kok malah Alhamdulillah." Sembari cemberut aku meninggalkan Abah yang sedang romantis bersama si bulu lebat.

Sudah tiga tahun aku bekerja di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang fashion muslimah.
Namun belakangan ini setelah hampir dua tahun Corona singgah di negeri tercinta, membuat sebagian besar perusahaan terkena dampak. Di tempatku bekerja pun sebenarnya sudah ada beberapa karyawan yang sudah lebih dulu dirumahkan.

"Neengg ... Alhamdulillah neng, pas banget aku dipecat, Mas Teguh melamar aku Neng." Aini sahabatku di kantor begitu antusias.

"Aini sayaang, orang tuh kalau dipecat sedih ini malah seneng. Iya sih paling membahagiakan itu pasti saat lamaran Mas mu datang ya!" Aku hanya bisa ikut senang, namun sedih tak terkira Karna sahabatku satu-satunya sudah dirumahkan.

"Neng, aku pasti akan selalu kontak kamu. Siapa tau nanti kamu nyusul dirumahkan juga." Doanya padaku.

Bukan tanpa sebab memang kalau kami lebih seperti mengharapkan resign dari perusahaan ketimbang harus lembur karna ada pengurangan karyawan akibat pandemi ini.

Doa Aini pun terkabul, aku akhirnya dirumahkan juga, lima bulan setelah Aini. Abah adalah orang satu-satunya yang sudah lama menginginkan aku segera menikah. Setidaknya ada seseorang yang akan membantuku merawat Abah.

Aku termasuk orang yang tidak betah terlalu bersantai. Bergerak melakukan sesuatu sudah jadi kebiasaanku sejak dulu. Itu karena didikan Emak yang selalu mengajarkan aku untuk mandiri, dan membiasakan diri selalu aktif juga produktif. Setelah kepergian Emak lima tahun lalu, membuat diriku tidak bisa tinggal diam meratapi nasib. Apapun aku lakukan, selain karena Abah dan Emak hanya punya satu anak. Didikan dari nenek pada Emak pun sama. Diajarkan mandiri, pantang menyerah apapun keadaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline