Lihat ke Halaman Asli

Dhe Wie S

Kang Baca Tulis

Teror Sebuah Mantra

Diperbarui: 1 September 2023   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Liburan musim dingin tahun 2021 di Korea Selatan telah tiba, Hea memutuskan untuk pulang ke Hanok. Kenyataannya, sekolah di SMA unggulan Kota Seoul tidak seindah harapan gadis bermata bening tersebut. Status sosial yang berbeda dengan teman-teman sekolah menjadi petaka yang menyakitkan.

"Hea, temui Ara di loteng sekolah, sekarang!" perintah Yuri kepada Hea.

"A-ada apa, ya?"

"Udah gak usah banyak tanya, ke loteng aja sekarang juga!" bentak Yejin sambil menarik tangan kanan Hea.

Yejin dan Hea pun pergi ke loteng sekolah karena Ara sudah menunggu sedari tadi berdiri dengan melipat tangan di depan dada.

"Belikan kami bungeoppang hangat!" Ara memerintah dengan ketus. "Pakai uangmu, sekarang!"

Sebagai murid yang berasal dari keluarga miskin, Hea harus rela diperbudak oleh Ara. Alasannya, Hea dapat masuk ke sekolah bergengsi tersebut berkat kebaikan pemilik yayasan yang tidak lain adalah paman Ara.

Tidak berapa lama, Hea datang dengan nafas tersengal-sengal karena harus berlari.

"Ini bungeoppangnya ...," ucap Hea lirih.

Bukan ucapan terima kasih yang diterima oleh Hea, bungkusan bungeoppang justru mendarat di wajah polosnya. Tidak hanya itu, kepalanya ditoyor oleh Ara hingga dia limbung, lalu terjatuh.

Pada lain hari, Hea harus menggigil kedinginan karena disiram oleh Ara dan kedua temannya. Mereka menguncinya di kamar mandi asrama dari malam hingga pagi. Bau badan Hea pun menjadi sasaran karena Hea memakai parfum murahan hingga tubuhnya disiram dengan banana milk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline