Gym dan pusat kebugaran menjadi salah satu tempat yang eksklusif bagi sebagian orang. Bagaimana tidak, untuk masuk ke ruangannya kadang harus menunjukan kartu anggota.
Untuk memanfaatkan fasilitasnya juga berbayar, tidak semua orang bisa dan mampu, namun sebagian ada yang mencari alternatif lain yakni dengan turun ke jalan.
Street workout, tidak berbeda jauh dengan gym dan fitnes. Yang membedakan adalah lokasi, peralatan, pola latihan, sudut pandang, dan yang pasti memiliki tujuan yang sama.
Street workout lahir dari ketidakmampuan akses ekslusifitas gym dan fitnes dan ada yang ingin mencari suasana yang berbeda yakni alam terbuka.
Dalam sudut pandang lain, ada yang berbicara jika gym adalah identik dengan body building, yakni pembentukan masa otot, dan pusat kebugaran adalah menciptakan kondisi tubuh yang bugar.
Street workout adalah kombinasi keduanya, badan yang bugar sekaligus otot terbentuk serta bonus kelincahan, kekuatan, daya tahan, fokus, keseimbangan, dan ketepatan posisi.
Street workout bukanlah sebuah pemberontakan, namun sebuat olahraga urban yang memanfaatkan teknik dan latihan kalistenik (calistenic). Inilah yang menjadi penciri khas dari street workout yakni kalistenik.
Kalistenik adalah metode olahraga yang memanfaatkan berat tubuhnya sendiri, berbeda dengan gym yang memanfaatkan beban di luar tubuhnya seperti barbel, dumbel dan lain sebagainya.
Kalistenik adalah gerakan alami dan tahu diri, karena berat tubuhnya yang menjadi acuan. Secara alami, idealnya setiap orang harus mampu menopang berat badannya dengan baik, akan jauh lebih baik lagi saat harus mengangkatnya. Inilah idealisme dari kalistenik, yakni menciptakan tubuh yang ideal.
Kalistenik tidak berbeda jauh dengan gerakan-gerakan senam, namun ada beberapa gerakan yang menjadi penciri khas dari olahraga ini.
Seseorang yang menekuni kalistenik, bentuk tubuhnya akan kering, yakni masa lemak yang sangat tipis dan penuh dengan tonjolan otot. Olahraga ini hampir bisa melatih semua otot dalam tubuh, sehingga bentuk tubunnya proporsional.