Herbert Spencer pernah mengatakan "survival of the fittest". Siapa yang bisa menyesuikan dirilah yang bisa bertahan hidup. Matahari adalah satu-satunya sumber energi yang mampu menggerakan kehidupan. Bagaimana jika suatu tempat tanpa ketiadaan matahari, dimana tempat tersebut adalah kegelapan abadi, adakah yang mampu hidup. Ada, jawabnya.
Kars Bentang Alam Unik
Karsadalah sebuah bentang alam yang unik. Dasar lautan yang terangkat sekitar 200 juta tahun yang lalu. Terangkatnya dasar lautan ini menciptakan bentang alam baru. Oleh alam, kars ini diukir menjadi labirin-labiran yang dialiri air yang lama-lama menjadi besar dan kita menyebutnya dengan gua.
Kars Bukit bulansebagai gugusan bukit-bukit gamping memiliki puluhan gua. Lorong-lorong goa di sana masih banyak yang belum dijamah dan dipelajari. Pada kesempatan ini saya mengikuti ekspedisi penelitian untuk melihat kehidupan di dalam goa tengah Bukit Barisan-Jambi.
Fauna Gua
Gua adalah sebuah lorong akibat bentukan alam. Di dalam goa dibagi menjadi 3 zona. Zona pertama adalah zona terang, dimana matahari masih bisa menyinari meskipun tidak sepenuh hari. Zona ini ada di mulut goa. Zona kedua adalah remang-remang, dimana cahaya masih bisa masuk namun sangat lemah. Zona ketiga adalah zona gelap. Zona ini adalah kegelapan abadi dan tidak ada sama sekali cahaya.
Selama proses pembentukan gua, ikut serta hewan-hewan yang sengaja masuk atau tidak sengaja terperangkap. Kembali pada dogma evolusi yakni adaptasi. Siapa yang lolos dari tekanan lingkungan dialah yang hidup.
Secara definitif ada 3 jenis fauna gua. Trogloxene, adalah fauna yang memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal tetapi dalam waktu tertentu akan keluar mancari makan, contohnya; kelelawar, seriti, walet, dan ular. Troglophile, fauna yang menghabiskan hidupnya di dalam gua, tetapi tidak tergantung pada gua. Yang ketiga adalah troglobites yakni fauna yang seluruh hidupnya tergantung pada gua dan berada di dalam gua.
Fauna goa adalah organisme yang eksotis. Mereka telah beradaptasi dengan memodifikasi dan mereduksi tubuhnya agar mampui hidup di dalam gua. Gua dengan zona gelap total, maka mata tidak lagi memiliki fungsi sehingga direduksi dan bahkan banyak yang buta. Mereka mengandalkan indera peraba berupa antena atau memerpanjang kaki depan. Tidak adanya cahaya juga membuat tubuh mereka kehilangan pigmen sehingga meraka menjadi albino, meskipun tidak semuanya demikian.
Adaptasi yang luar biasa bagi mahluk penyintas di dalam kegelapan abadi. Tidak adanya aktivitas yang banyak mereka melambatkan diri dengan memelankan metabolismenya. Mungkin hanya kelelawar, saja yang masih gesit gerakannya karena mengandalkan sonar. Ular mengandalkan sensor panas. Seriti dan walet teradaptasi dengan zona remang.
Saya mencoba melangkah di dalam zona kegelapan abadi. Lampu kepala menuntun saya berjalan di atas tumpukan goano yang lembek. Sesekali kotoran kelelawar jatuh di badan saya. Saya menjadi tamu bagi hewan-hewan yang telah lolos dari seleksi alam ini.