Lihat ke Halaman Asli

Dhanang DhaVe

TERVERIFIKASI

www.dhave.id

Duplikasi DNA Tukang Kunci

Diperbarui: 29 September 2017   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukang kunci (dok.pri).

Malam semakin larut dan arloji terus berjalan menuju pergantian tanggal. Pelan kaki ini melangkah menuju pintu kamar, berharap tidak ada yang terganggu dengan derap langkah yang menjinjit. "Astaga kunci kamar ketinggalan di kantor," semenjana saya berteriak. Rintik hujan perlahan turun dan berharap ada tukang duplikat kunci dan berapa pun akan saya bayar untuk jasanya.

Mereplikasi kunci (dok.pri).

Pagi nampak berseri tak seperti wajah saya yang semalam kedinginan menahan angin malam. Kaki melangkah tegap dan berharap mendapat peruntungan pagi ini dengan bertemu dengan tukang kunci. Saya paham betul letak tukang kunci itu membuka lapaknya dan hari ini saya untuk pertama kali akan menggunakan jasanya.

Tukang kunci
Jari telunjuk kirinya tak seperti jemari orang normal pada umumnya. Mungkin sebagian akan menganggap teulunjuk kirinya cacat atau pernah mengalami kecelakaan. Mata awam saya langsung menjatuhkan vonis demikian. Telunjuk yang aneh, dalam benak saya berpikir demikian, ketika saya bertegur sapa sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan saya untuk menggandakan kunci.

Luka telunjuk kiri menjadi bukti dedikasi (dok.pri).

Pak Gio,biasa dia dipanggil. Ketika saya bertanya, "Sudah berapa lama pak kerja menjadi pengganda kunci?"
"Masih sebentar mas, dari tahun 92," dia menjawab sembari mengambil mal kunci yang akan digandakan. Bagi ahli kunci, saya menyebutnya demikian sangat mudah mengidentifikasi jenis kunci yang akan saya gandakan dengan duplikatnya.

Peralatan tukang kunci (dok.pri).

Dia mengambil anak kunci dengan bentuk dan pola yang sama lalu menyandingkan dengan anak kunci saya. Kaca mata plusnya diturunkan diujung hidung lalu dengan cermat dia mengamati lekukan anak kunci aseli dan membuat gambar duplikatnya. Geser ke kanak geser ke kiri memastikan semua presisi dan tidak ada yang meleset.

Proses duplikasi kunci (dok.pri).

Anak kunci duplikat lalu diletakkan dipenjepit kayu yang sudah aus oleh goresan kikir. Telinjuk dan jempolnya menjepit anak kunci dan tangannya menggenggam kikir lalu mengasahnya. Dari sini, saya tersadar mengepa telunjuk tangan kirinya tidak normal. Ternyata goresan kikirlah yang menyebabkan telunjuk tangan kiri berbentuk demikian. Risiko dari pekerjaan yang harus dibayar dengan ketidakwajaran.

Lekukan-lekukan papan yang sudah aus mengingatkan saya dari sebuah bagian sel yang berlekuk-lekuk dan ilmuwan menyebutnya dengan ribosom. Ribosom ini memiliki tugas tidak beda jauh dengan Pak Gio, yakni menggandakan protein. Protein berupa untaian DNA ini tidak berbeda jauh dengan anak kunci yang polanya tidak ada di anak kunci lainnya kecuali digandakan. Prinsip penggandakan kunci dan DNA tidak berbeda jauh seperti yang dilakukan oleh Pak Gio dan Ribosom.

Pengganda DNA kunci
Anak kunci adalah DNA asal yang akan diamati dan ditranskripsi atau disalin dalam DNA baru dalam bentuk mRNA (pesan RNA). Proses ini mirip dengan Pak Gio mengamati anak kunci lalu mencari polanya dan menjadi pesan kira-kira hendak mengambil jenis duplikat yang mana. Dari pesan ini kemudian akan ditranslasi atau diterjemahkan dalam pola-pola tertentu yang seperti yang terlihat dari kaca plus-nya. Lalu DNA pada kunci aseli dikatkan pada kunci duplikat dan dikikir hingga mirip kunci aslinya. Keberhasilan penggandaan protein DNA ini ditandai dengan terciptanya sel baru yang mirip dengan sel induknya. Keberhasilan penggandaan kunci ditandai dengan berhasilnya pintu kamar saya yang bisa dibuka dengan kunci duplikat.

Duplikasi DNA dalam Ribosom (httpswww.thinglink.coms ).

Mungkin pagi ini saya menjadi pemimpi di pagi bolong gegara semalam hanya tidur ayam. Setidaknya melalu Pak Gio saya diingatkan tentang bagaimana proses penggandaan sel, sel punca, kloning, bahkan bagaimana kerja enzim. Iseng-iseng saya mengamati arloji saya sejak saya serahkan kunci dan saya terima beserta duplikatnya. "Ini mas sudah jadi, tuju ribu lima ratus," kata Pak Gio. "3 menit lebih 20 detik, lebih cepat dari ribosom".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline