Lihat ke Halaman Asli

Dhanang DhaVe

TERVERIFIKASI

www.dhave.id

Barry J.Marshall, Ilmuwan Bandel yang Menyabet Nobel

Diperbarui: 2 Maret 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barry J. Marshall ilmuwan yang nekat (http://historyclick.com/nobel-prize-winner-dr-barry-j-marshall/)

Puncak pencapaian bagi soerang pemeran lakon (aktor/aktris) adalah digenggamnya Piala Oscar. Bagaimana dengan para ilmuwan, apakah demikian? Mungkin tidak sedikit ilmuwan yang memiliki ambisi mencapai puncak kepakarannya demi memperoleh penghargaan termasyur. Siapa ilmuwan yang tidak tergiur dengan hadiah Nobel, yang merupakan pengakuan dunia akan kepakarannya. Ilmuwan-ilmuwan besar dunia berlomba-lomba untuk menyabet nobel sebagai puncak raihannya. Mungkin Barry, J. Marsall yang kadang tidak menyangkan mampu menyabet nobel berkat kenekatannya.

Dr. Octopus yang menjadikan dirinya sebagai mesin ( http://marvel.wikia.com/wiki/Otto_Octavius_(Earth-616))

Saya teringat akan film Spiderman 2. Salah satu tokoh yang berperan menjadi ilmuwan, yakni Alfred Molina berperan sebagai Dr. Otto Octavius / Doctor Octopus mengingatkan saya pada sosok Marsall. Dr. Otto Octavianus nekat mencoba mesin buatannya sendiri dengan memasang lengan robot, sehingga dia dijuluki Dr Octopus. Dia menjadi manusia percobaan dan menjadi mesin bagi ciptaannya. Kenekatan luar biasa demi ambisi pribadinya dalam menciptakan energi yang melebihi matahari. Spiderman 2 tidak menakdirkan Dr. Octopus untuk mendapat hadiah nobel, namun cerita heoik Peter Parker sebagai manusia laba-laba, berbeda dengan nasib Marsall.

Barry J. Marsall adalah ilmuwan yang lahir pada tahun 1951 di Kalgoorlie, sebuah kota pertambangan makmur 370 mil timur dari Perth, Australia Barat. Dia bekerja sebagai seorang dokter sekaligus profesor mikrobiologi klinis di Universitas Western Australia. Apa hebatnya dia sehingga bisa mendapatkan hadiah nobel, karena dia menemukan mahluk tak kasat mata yang berbentuk spiral yang diberi nama Helicobacter pylori.

Mendengar kisah Dr. Octopus dan Marsall yang hampir mirip, lantas memaksa saya membuka buku karya sang maestro yang berjudul Fisiologi dan Genetika Helicabacter Pylori. Sesaat memahami apa yang dicorat-coretkan saya teringat kenekatan dia menjadi manusia percobaan yang mengantarkan dia meraih Nobel impian.

Marshall menginfeksikan dirinya dengan bakteri yang sedang ditelitinya untuk membuktikan kebenaran temuannya (http://www.swjpcc.com/general-medicine/tag/barry-marshall).

Tahun 1984 dia berhasil menginfeksikan bakteri Helicobacter pylori  pada hewan uji. Di balik keberhasilannya, datang banyak penolakan tentang temuannya bahkan ditolok untuk dipublikasikan, dengan alasan kesimpulannya terlalu prematur dan tidak didukung.

Dia yang frustasi, padahal sebenarnya dia sangat memahami yang sebagaian kebanyakan ilmuwan masih disanksikan kebenarannya. Akhirnya dia melakukan apa yang Dr. Octopus lakukan. Dia menginfeksikan dirinya dengan Helicobacter pylori. Dia sebenarnya tidak menginginkan tindakan ini, tetapi dia ingin membuktikan kebenarnya ilmiahnya. Keyakinan dia tentang risiko terinfeksi bakteri inim membuat dia memantapkan diri menjadi manusia uji, walau bertentangan dengan komisi etik. Akhirnya dia membuktikan bahwa apa yang disangksikan banyak ilmuwan sudah terbukti.

Dia membuktikan, penyakit bisul/tukak pada lambung disebabkan oleh Helicobacter pylori. Berbeda dengan dugaan sebelumnya yang dipercayai yakni disebabkan oleh stres, makanan pedas, dan terlalu banyak asam. Tukak lambung menjadi salah satu penyakit yang berbahaya jika tidak ditangangi bahkan bisa menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian.

Helicobacter pylori, bakteri senyap yang setiap saat bisa menginfeksi saluran pencernaan (https://www.systemsbiology.org).

Helicobacter pylori pertama kali diungkapkan oleh Bizzozero di Turin pada tahun 1893. Bizzozero adalah ahli anatomi terkenal, dalam pengamatan anatomi nya dari mukosa lambung dari anjing dan dia menemukan bakteri itu. Lewat gambar tangganya, dia melukiskan organisme berwarna merah yang sekarang dikenal sebagai Helicobacter canis , Helicobacter felis, dan  Helicobacter heilmannii. Bakteri-bakteri ini biasanya terletak di dalam lapisan mukosa yang tebal di dekat sel epitel lambung.

Berkat keahlian dan kenekatannya, maka Bary J.Marshall dan Dr. Robin Warren Pada tahun 2005, ia dan  dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran berkat jasanya dalam penemuan Helicobacter pylori dan pengaruhnya pada tukak lambung. Memang untuk meraih puncak pencapaian harus dengan kenekatan, pengorbanan diri, tanpa harus bunuh diri layaknya Dr.Octopus yang menenggelamkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline