Lihat ke Halaman Asli

Dhanang DhaVe

TERVERIFIKASI

www.dhave.id

Kegelisahan Wakatobi di Pulau Phi Phi dan Donggala di Selat Malaka

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1389244157923678432

[caption id="attachment_314805" align="alignnone" width="640" caption="Pulau Phi phi Dong di sebelah kiri dan Phi Phi lee di sebelah kanan. Terletak di Selat Malaka ikut menjadi hantaman gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 (dok.pri)."][/caption] Menjelang tengah hari tepatnya pukul 10:37 surutnya air laut mengawali sebuah tragedi tsunami. Berselisih sekitar 3 jam dari Aceh, maka pada tanggal 26 Desember 2004 pulau Phi Phi di selat Malaka terkena hantaman gelombang setinggi 3m. Ko Phi Phi Dong dan Ko Phi Phi Le luluh lantak oleh bencana alam tersebut. Data terakhir di temukan 850 jenazah dan 1200 dinyatakan hilang, namun dari pemandu saya ada sekitar 4000 korban jiwa. Waktu berlalu dan tepatnya di tahun 2000, Kho Phi Phi Le di jadikan pengambilan Gambar film The Beach yang dibintangi oleh Leonardo de Caprio. Semenjak film itu di putar maka kunjungan pelancong dari penjuru dunia berdatangan dan melambungkan pulau Phi Phi seanteri jagat. [caption id="attachment_314806" align="alignnone" width="640" caption="Kapal pesiar yang siap mengantarkan pelancong menuju Pulau Phi Phi (dok.pri)."]

13892443791305235340

[/caption] Pulau Phi Phi atau Ko Phi phi adalah sebuah pulau batu kapur antara pulau Phuket di sisi barat dan sisi timur daratan Thailand. Berada di selat Malaka pulau ini begitu eksotis karena limestone yang mengandung gamping sehingga menjadikan perairanya yang jernih berwarna hijau. Phi Phi adalah nama pulau yang berasal dari bahasa melayu, yakni Api-api. Api-api sendiri di ambil dari jenis tumbuhan bakau yakni bakau api-api. Di dunia ada 8 spesies bakau api-api, namun jenis Avicennia alba yang terdapat di sini karena persebaranya yang sebatas Asia Tenggara saja. Pulau Phi Phi terdapat 2 yakni Ko Phi Phi Dong yakni pulau terbesar serta berpenghuni dan Ko Phi Phi Le yang lebih kecil dan tak berpenghuni dan terkenal dengan Maya Beach-nya. Pukul 07:49 sudah sampai dermaga tempat kapal pesiar Sea Angel bersandar. Kapal ini berlabuh di dermaga Phuket untuk melayani para penumpang yang ingin menyebrang menuju pulau Phi Phi.  Saya diminta datang lebih awal oleh pemandu untuk datang lebih awal daripada tidak kebagian tempat duduk. Pukul 08:30 perlahan kapal keluar dari dermaga menuju laut lepas di selata Malaka. Pelayaran menuju pulau Phi Phi membutuhjan waktu 2 jam. Di kapal pesiar dengan kapasitas 300 orang menyediakan beraneka minuman gratis, sehingga penumpang bisa menikmati sepuasnya. [caption id="attachment_314807" align="alignnone" width="640" caption="Duduk di dek atas sambil bermandikan matahari, itulah yang dilakukan para penumpang (dok.pri)."]

13892444681126392738

[/caption] Pertama mencoba duduk di dek bawah, goyangan ombak begitu terasa dan membuat mual terlebih pendingin ruangan yang terlalu dingin. Dek 2 dan 3 tidak jauh berbeda rasanya. Akhirnya pindah di dek atas dengan beratapkan langit. Udara laut dan pemandangan pulau-pulau kecil di sisi kanan kapal begitu menghibur. Ternyata para penumpang memilih dek atas, mungkin merasa mual atau ingin berjemur matahari. 2 jam berlalu dan anak buah kapal memberikan pengumuman kalau kapal singgah sebentar di Pulau Phi Phi Dong untuk menurunkan penumpang. Perjalanan selanjutnya adalah menuju laguna yakni di Maya Beach di Ko Phi Phi Le yang dengan waktu sekitar 20 menit. Cukup lama juga kapal ini mencari posisi sandar, karena banyaknya kapal serupa yang hilir mudik di perairan ini. [caption id="attachment_314808" align="alignnone" width="640" caption="Perjalanan menuju ke pantai Maya yang dipenihi oleh kapal yang hilir mudik mengangkut pelancong (dok.pri)."]

13892445281495081935

[/caption] Di Maya Beach penumpang bisa meminjam kaki katak, snorkel, kaca mata renang dan pelampung secara gratis sebelum terjun ke laut. Saya tak mau ketinggalam melewatkan momen ini. Usai mendapatkan perlengkapan tersebut langsung saya meloncat ke laut yang jernih. Namun, sebelum meloncat dari kapal saya melihat teman saya nampak termenung dan masih mengenakan jaket warna merah dan celana panjang. Sepertinya dia murung dan enggan menceburkan diri ke laut. "byurrr..." saya terhempas hampir dasar karang keras berbentuk mirip otak. Dalam air mata saya melihat ke dasar perairan lalu meluncur maju, kekanan dan kekiri untuk mencari keindahan bawah airnya. Yang saya temui hanya ikan-ikan mirip kulit zebra saja sambil menyaksikan para pelancong bersnorkling ria yang memberi umpan ikan dengan roti tawar agar mendekat. [caption id="attachment_314809" align="alignnone" width="640" caption="Maya Beach, begitu pantai ini terkenal karena pernah dibuat dalam pengambilan gambar dalam film The Beach, namun teman saya enggan untuk menikmati dunia bawah airnya (dok.pri)."]

1389244619630619082

[/caption] Saya mencoba berenang lebih jauh ke karang-karang, namun yang saya temui hanyalah karang mati. Mungkinkan ini sisa-sisa kerusakan oleh bencana Tsunami tahun 2004 atau memang perairannya yang sudah rusak?. Sebuah tanda tanya dalam benak yang tidak saya temukan saat di dalam air. Akhirnya saya memutuskan untuk naik ke kapal. Di sediakan air tawar untuk bilas dengan aturan lelaki 2 gayung dan perempuan 3 gayung. Di dek perahu saya menemui teman yang sedari tadi hanya asyik membidikan kameranya. Obrolan singkat menjawab mengapa dia enggan masuk ke air. "lautnya bagus, tapi di kampung saya lebih bagus. Di sini karangnya mati, terlihat dari atas berwarna hitam dan nyaris tidak ada ikan" begitu kata Bang Yusran Darmawan. Saya mengangguk pelan dan membenarkan ucapan beliau karena kampungnya di Pulau Buton-Wakatobi, Sulawesi tenggara. [caption id="attachment_314810" align="alignnone" width="640" caption="Selamat datang di Pulau Phi Phi, sebuah pintu gerbang menyambut para pelancong (dok.pri)."]

1389244823352931483

[/caption] Akhirnya Sea Angel kembali berlayar menuju Pulau Phi Phi Dong. Pulai ini adalah pulau terbesar yang menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan para pelancong. Kapal bersandar dan kaki ini turun menjejakan kaki di pulau impian para pelancong. Saat memasuki dermaga, riuh penawar jasa perahu menghadang kami. Mereka siap mengantar ke pulau-pulau terdekat atau pantai-pantai di sekeliling pulau. Kaki ini melangkah terus mengikuti petunjuk pemandu untuk di arahkan pada sebuah rumah makan. Menu laut itulah yang terhidang dan tidak lupa buah-buahan segar menjadi makanan penutupnya. Lidah ini sepertinya masih kalap dengan makanan lezat di sini. Akhirnya semangkuk kolak dari labu masuk juga dalam lambung. Saya merasakan ini adalah kolak paling enak, terlebih labunya yang terasa empuk dan manis. [caption id="attachment_314812" align="alignnone" width="640" caption="Sejenak menikmati pantai di Ko Phi Phi Dong (Dok.pri)."]

13892448891084016585

[/caption] Usai makan siang melihat sebuah laguna indah di samping restoran. Mungkin ini yang dinamakan pantai Tong Sai. Akhirnya kembali berbasah-basah ria untuk mencoba berenang di pantai ini. Garis pantai yang panjang dengan pasir putihnya membuat pantai ini banyak sekali pengunjungnya. Jejeran kano-kano berwarna-warni didamparkan di atas pasir. Puluhan pelancong menikmati mandi matahari di atas kursi malas. Namun teman saya Ang Tek Kun , sepertinya kurang menikmati surga tropis ini. "Di kampung saya di Donggala, garis pantainya lebih panjang, airnya lebih jernih dan ikannya juga banyak" begitu katanya dan saya hanya bisa menepuk dahi saja. Akhrinya Sea Angel sudah dinyalakan mesinnya dan bersiap membawa para pelancong menuju Phuket. 2 jam pelayaran tak terasa dan akhirnya sampai di dermaga. Dalam perjalan menuju penginapan mencoba merenung untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang penuh keirihatian. "mengapa pulau batu yang karangnya mati, ikannya sedikit, tapi pantainya bersih, pengunjungnya banyak, kapal pesiarnya bagus-bagus dan pelayanan yang ramah..?. Indonesia kurang apa ramahnya, kurang apa bagusnya, kalau bersih itu relatif". Tanda tanya yang belum terjawab saat bus tingkat ini melaju menuju kota Patong. [caption id="attachment_314814" align="alignnone" width="640" caption="2 orang biarawan melangkah menuju kapal usai dari pulau Phi Phi (dok.pri)."]

13892449782111492535

[/caption] Dalam penginapan ada seorang teman memberikan pesan di media jejaring sosial, "mas jangan lupa ke phi Phi Island" begitu pesannya. Teman yang jauh di pelosok Jawa Tengah dan di tepian Rawa Pening tepatnya tahu betul apa itu Phi Phi Island, padahal keluar dari Jawa Tengahpun belum. Saya coba bertanya-tanya "apakah teman saya tahu Bunaken, Derawan, Wakatobi, Raja Ampat, Sangalaki, Karimunjawa". [caption id="attachment_314815" align="alignnone" width="640" caption="Indonesia memiliki segalanya, kadang mengapa jalan di belakangnya (dok.pri)."]

13892450711353412820

[/caption] Saya termenung sambil mengingat kedua teman asal Donggala dan Buton yang sepertinya memiliki kegelisahan yang sama. Indonesia memiliki surga tropis yang luar biasa, terlebih Raja Ampat yang masuk dalam segitiga karang dunia. Mengapa kita kalah dari negara sebelah yang hanya mengandalkan The Beach.?



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline