[caption id="attachment_361601" align="alignnone" width="640" caption="Tridacna gigas, salah satu jenis Kima/Bia raksasa di perairan Raja Ampat. Dulu hewan ini dikonsumsi, semenjak adanya larangan karena hewan ini dilindungi masyarakat tidak lagi berburu (dok.pri)."][/caption]
"mas mau bia, nanti saya masakan..?" kata ibu Rostini salah satu guru SMP di Raja Ampat. Sebuah tawaran yang tidak boleh saya lewatkan tentunya untuk menikmati kuliner khas Raja Ampat. Tiba-tiba dia jalan ke laut berkarang sambil membawa sebilah parang. Karena saya penasaran saya mengikutinya dari belakang untuk melihat apa yang hendak dilakukannya. Sebilah parang langsung di tebaskan batu karang yang berwarna-warni sambil mencongkel-congkel. Lantas saya bertanya "apa yang ibu lakukan..?", "ini mas saya sedang mencari bia" jawabnya sambil terus mencongkel batu karang. Saya hanya berkata "hentikan bu, saya tidak jadi makan bia", "tidak apa-apa mas, disini banyak" jawabnya. Akhirnya kami kembali tanpa membawa Bia.
Bia atau Kima adalah salah satu penghuni laut yang memiliki peran ekologis yang besar. Di perairan Raja Ampat, Bia begitu melimpah sehingga penduduk bebas saja mengonsumsinya. Namun jika ditelisik lebih dalam, ternyata Kima adalah binatang yang istimewa menurut saya. Mahluk ini begitu mempesona, bahkan kerap menjadi simbol keindahan karena di dalamnya tersimpan mutiara, meskipun mutiara terdapat pada tiram.
[caption id="attachment_361602" align="alignnone" width="640" caption="Jenis kima dan persebarannya di perairan Indonesia (doc. pak Bustam Umsapyat)."]
[/caption]
Karang yang nampak abu-abu kusam itu nampak indah karena terlihat warna-warni. Bibir-bibir dengan gincu berwarna biru, merah, nila, hijau, kuning nampak berpendar di permukaan batuan karang. Inilah mulut dari Kima (Tridacna maxima) yang memiliki pigmen pada lapisan sub mikroskopik dalam mantel dagingnya. Pantulan cahaya mataharilah yang menghasilkan warna-warni yang indah ini. Bibir kerang ini nampak menonjol di bebatuan yang kontras dengan warna-warni yang muncul. Kima ini yang tak segahar namanya karena memiliki arti yang kontradiktif yakni Kima raksasa yang kecil.
[caption id="attachment_361603" align="alignnone" width="640" caption="Kima raksasa kecil (Tridacna maxima) yang hidup didalam batu karang dan seumur hidupnya akan disana. Nampak yang berwarna biru adalah bibirnya yang membuka untuk menyaring air guna mendapatkan makanan (dok.pri)"]
[/caption]
Saat saya menyelam di Sawingrai, terdapat kima yang benar-benar raksasa. Nama ilmiah kima ini adalah Tridacna gigas. Kima ini mampu tumbuh dan berkemang hingga ukuran 1,5m. berbeda dengan Tridacna maxima yang hanya sebesar buah kelapa saja. Di perairan Indonesia terdapat 7 spesies kima dan semua tersebar merata. Dari kima yang ukuran kecil hingga berukuran raksasa.
Kima berasal dari kelas Bivalvia/Pelecypda yang ditandai dengan adanya 2 cangkang yang saling berpasangan simetris. Cangkang Kima terbuat dari zat kapur yang terdiri dari 3 jenis kristal; kalsit, aragonit, dan vaterit. Bagian dalam insang adalah otot-otot dan jaringan yang lunak, sehingga di jaha dengan cangkang yang keras. 2 otot kima yang terbesar berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang. Kima meliliki lapisan pembungkus daging yang berwarna-warni dan jika terkena sinar matahari atau lampu akan terlihat menarik. Kima adalah hewan laut dengan mobilitas rendah, bahkan tidak ada sama sekali. Kima akan hanya diam dalam satu tempat dan tidak berpindah-pindah. Kima ada yang tinggal dalam lobang batuan karang, ada juga yang menempel pada karang dengan lapisan semen dan ada yang menempel dengan lapisan mirip benang. Seumur hidup kima akan tinggal di titik pertama dia membangun rumahnya.
[caption id="attachment_361604" align="alignnone" width="640" caption="Perairan yang sehat akan menghadirkan hewan-hewan yang melimpah. Ikan-ikan di bawah dermaga Waiwo-Raja Ampat adalah contoh perairan yang sehat di terjaga (dok.pri)."]
[/caption]
Secara ekologis kima adalah hewan yang bertugas untuk menyaring air. Adanya kima menjadi penanda bahwa perairan tersebut masih baik dan tidak adanya bahan pencemar. Kima mengambil makanan dengan cara membuka cangkang, lalu mulutnya berupa shipon akan menyedot air, menyaringnya lalu membuangnya. Inilah mengapa kima menjadi pahlawan ekologi dalam menjaga kebersihan perairan. Kima biasanya dikonsumsi dagingnya. Cara penangkapannya bisa dengan cara mengambilnya atau mencongkelnya dengan benda tajam. Kandungan protein kima sangat tinggi, sehinga acapkali menjadi hidangan istimewa, walau sebenarnya tidak ramah bagi lingkungan.
[caption id="attachment_361605" align="alignnone" width="640" caption="Perairan yang terjaga akan selalu memberikan kelimpahan dan keindahan. Gambar ini adalah perairan di dermaga Sawingrai yang pada kondisi surut terumbu karang terlihat dengan jelas. Seorang pelancong nampak sedang menimti keindahan pesona bawah laut yang sedang surut (dok.pri)."]
[/caption]