Lihat ke Halaman Asli

J Wicaksono

Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Pertaruhan STY Pada Macth Day Indonesia vs Vietnam Pertama

Diperbarui: 22 Maret 2024   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selebrasi Timnas Usai Gol Egy "Kelok Sembilan" Maulana Vikri. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc

PERTARUHAN STY PADA MACTH DAY INDONESIA VS VIETNAM PERTAMA

                Pertandingan hidup mati atas peluang lolos dari Grup F Putaran II Pra Piala Dunia 2026 zona Asia semalam (21/302024) berhasil dilewati Timnas Indonesia Senior dengan hasil yang diharapkan. Meski penguasaan bola sedikit dibawah Vietnam (Indonesia 49 %, Vietnam 51%) peluang tercipta, Indonesia jauh mengungguli dengan 7 peluang milik Indonesia dan 2 peluang untuk Vietnam. Gawang Muhammad Adisatryo malam tadi seperti tidak tersentuh dengan kedua peluang Vietnam seluruhnya tidak ada yang mengarah ke gawang.

                Seluruh Warga Negara Indonesia bahagia atas kemenangan penting ini. Sebagai informasi, sebebelum laga dimulai Indonesia menjadi juru kunci grup dan akan semakin sulit peluang untuk lolos ke fase berikutnya apabila pertadingan semalam berakhir seri apalagi kalah. Hasil pertandingan membawa Indonesia ke peringkat ke-2 sementara klasemen di grup dengan peluang lolos lebih terjaga.

                Semalam seluruh pemain memberikan upaya terbaik meski gol tercipta hanya 1 dari kaki Egi "Kelok Sembilan" Maulana Vikri di menit ke-52 pertandingan, memanfaatkan kemelut di depan gawang Nguyen Phillips (Kiper Vietnam kelahiran Ceko) yang berawal dari lemparan kedalam Balistik andalan Pratama Arhan. Lemparan Arhan sendiri sejatinya ditujukan kepada menara-menara Timnas yang semalam bermain seperti Idzes, Struick, Hubner dan Jenner. Keempat pemain ini membuat perhatian lini pertahanan Vietnam terpecah sehingga melupakan Egy yang berdiri di area depan sudut kanan gawang mereka.

                Secara keseluruhan (dikaitkan hasil akhir) kita semua bangga dan bahagia. Akan tetapi, kebahagiaan ini tidak boleh berlarut karena pada tanggal 26 Maret besok giliran Timnas bertandang ke kandang Vietnam - Stadion My Dinh, Hanoi (Hal ini juga di tekankan Erick Tohir, Ketua Umum PSSI). Kandang Vietnam selama 8 tahun kebelakang kurang bersahabat bagi kita karena kemenangan menjadi hal sangat sulit diraih di sana. Terakhir Timnas unggul pada semi finnal AFF 2016 melalui adu pinalti setelah bermain seri (agregat 3-3).

                Jika mengaca kemampuan teknis pemain Timnas saat ini, semalam kita lebih unggul secara individu. Namun pagi ini beberapa kritik muncul kepada STY dibeberapa kolom media terkait susunan pemain yang dianggap membuat kurang berkembang pola permainan di babak pertama. Meski demikian STY telah lebih dahulu dengan tegas menjawab,"Saya punya alasan, saya punya taktik, dan itu alasan saya menempatkan Hokky sebagai starting eleven," pada jumpa pers setelah pertandingan usai.

                Memang pekerjaan rumah bersama adalah sektor penyerang utama dan Ragnar Oratmangoen menjadi harapan kita bersama di pertandingan tanggal 26 besok (jika positif bisa dimainkan).

           Bagi saya, hal yang perlu dievaluasi adalah kartu kuning untuk beberapa pemain Indonesia yang harus dihindari pada pertandingan selanjutnya. Melihat hasil di pertandingan lain Grup F, Irak kesulitan membongkar pertahan Filipina, baru menciptakan gol pada menit ke-84 pertandingan. Untuk itu kita harus terus menjaga kedalaman skuad dengan menghindari akumulasi kartu.

                Hal lain adalah penampilan penjaga gawang muda Indonesia Muhammad Adisatryo (22 tahun). Kiper muda ini memang telah cukup mapan di Liga 1 dengan pertandingan dimainkan mencapai 41 sejak tahun 2001. Tentunya hal ini menunjukan kematangan teknik. Di menit ke-44 Adisatryo membuat sebuah blunder yang sangat membahayakan sterilitas gawang Timnas. Tentunya situasi ini menjadi pekerjaan rumah untuk pelatih kiper di sisi STY. Bagi saya pribadi terkait posisi kiper, selain teknik, dibutuhkan postur ideal mengingat tim-tim besar Asia banyak diperkuat pemain dengan tinggi badan diatas 190 cm. Keseimbangan postur kiper dengan lawan memiliki korelasi dengan tingkat keyakinan membaca permainan seorang penjaga gawang terutama pada situasi yang membutuhkan duel udara. Adisatryo pun tampil jauh lebih baik di babak kedua meski tekanan atas gawangnya nyaris tidak ada, tapi saya pribadi melihat betapa pemain Vietnam semalam sangat intens berupaya mengejar bola ketika didorong ke Adisatryo oleh lini belakang Timnas dan membawa sedikit kekhawatiran atasnya.

Sasana Bahagia Ruang Ganti Timnas Usai Pertandingan Semalam. Foto Dokumen PSSI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline