Lihat ke Halaman Asli

J Wicaksono

Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Bara dan Badai, Kenangan Mei 1998 (Bagian 5)

Diperbarui: 12 Maret 2024   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Lawu (Kompas.com)

PROSA KEDUA

TUNAS YANG BERSEMI

7

Takdir setiap anak manusia memang sudah digariskan, namun setiap insan berhak menentukan langkahnya, Bara dan Badai. Keduanya pun masing-masing menata langkah.

Pertemuan dengan Sudjarwo, seolah membuka pintu bagi Badai. Pintu menuju masa depan gemilang, setidaknya demikian pemikiran Badai. Akhirnya, selain berkeras menyelesaikan TA, Badai pun secara aktif berpolitik di bawah bimbingan Sudjarwo. Tentang Rossa, yang satu ini tetaplah prioritas utama. Toh, seandainya kelak Badai menjadi seorang wakil rakyat (minimal), pasti kedua orangtua Rossa akhirya akan setuju pada hubungan mereka.

-

Sementara Badai telah menemukan dunianya, Bara masih berusaha menggapai cita. Sempat datang tawaran dari Badai untuk bergabung dengan dirinya di partai yang dipimpin Sudjarwo. Namun Bara yang kebetulan lebih cenderung kepada fraksi agamis, tanpa mengurangi arti persahabatan mereka menolak dengan halus.

Bara tetap berusaha fokus pada TA. sebagai mahasiswa teknik, dalam waktu singkat bara larut dalam penelitian terkait TA-nya.

-

Akhirnya, di penghujung tahun 1998 keduanya mampu menyelesaikan kuliah. Agak terlambat sedikit, namun mereka berdua lulus dengan nilai yang fantastis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline