Lihat ke Halaman Asli

K-Pop Melanda Indonesia

Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menurut KBBI, budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan mempunyai nilai sosial dan nilai seni yang amat tinggi sementara itu budaya luar sudah mulai tersebar kemana-mana.

Budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya (Malinowski dalam bukunya yang berjudul Joseph conrad and the ethics of darwinism pada tahun 1983). Selama beberapa tahun terakhir ini, budaya K-pop melanda Indonesia. Budaya K-pop menjangkau segala usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Menurut Kim Song Hwan, seorang pengelola siaran televisi Korea Selatan, budaya Korea berhasil menjangkau penggemar di semua kalangan terutama di Asia. Artinya, mereka memasukkan nilai-nilai Asia yang ditampilkan dengan gaya modern. 

Selain mempengaruhi budaya lokal, demam K-pop mengubah cara berpakaian remaja di Indonesia karena rakyat Indonesia cenderung mengikuti gaya pakaian artis K-pop kesukaannya. 

Lalu ada juga masalah lain yang disebabkan oleh budaya K-pop yakni sosial media zaman sekarang digunakan sebagai alat untuk membagikan video dance K-pop di mana kebanyakan artisnya berpakaian terbuka dan bisa saja yang melihat video tersebut adalah anak dibawah umur.

Itu bisa mempengaruhi anak-anak tersebut dan mereka bisa saja meniru gaya artis korea baik dalam pakaiannya, tarian serta nyanyian yang akan menenggelamkan budaya Indonesia dalam berpakaian yang sopan serta tarian yang menunjukkan ciri khas Indonesia. 

Di Indonesia ada banyak sekali tarian budaya Indonesia dimana sedikit sekali anak-anak hingga dewasa yang mau melestarikannya, karena mereka lebih memilih budaya K-pop yang terlihat lebih menarik  dibandingkan melestarikan budaya tarian-tarian tradisional.

Pengaruh-pengaruh ini dapat dikurangi dampaknya, kita dapat menguranginya dengan menyelenggarakan perlombaan atau acara yang bertemakan budaya lokal dalam bentuk apapun selama mengikuti tradisi lokal. 

Masyarakat juga ikut untuk membuat komunitas untuk menjaga budaya-budaya lokal yang terancam. Orang tua pun berpartisipasi dalam memantau anak anak agar sosial media tidak memperlihatkan budaya luar (K-pop) yang berlebihan yang mungkin akan mempengaruhi anak. 

Pemerintah pun juga harus lebih menghargai budaya lokal pada para seniman budaya lokal agar para seniman tersebut lebih bersemangat menghasilkan karya yang bertema budaya lokal.

Sumber: 1 2 3




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline