Lihat ke Halaman Asli

dharma simatupang

Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

Dear Anak Muda: Demi Masa Depan, Memaksa Dirilah!

Diperbarui: 26 November 2021   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi anak muda yang berjuang dan kreatif. (ANTARA FOTO/Maulana Surya via kompas.com)

Ada kegalauan di hati ini, kalau memikirkan tentang masa depan generasi muda bangsa ini. Generasi muda yang di pundak merekalah masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Dalam soal prestasi, anak-anak muda Indonesia tidak kalah hebat dibanding dengan anak -anak negara lain. 

Buktinya sering kali mereka menjadi juara olimpiade matematika atau fisika. Mereka juga cukup kreatif, terbukti lagu-lagu dan film garapan anak negeri diakui di kancah dunia. 

Prestasi di bidang olahraga, misalnya, juga tidaklah jelek-jelek amat. Tetapi lihatlah mentalitas dan moralitas mereka yang mencapai titik nadir. 

Kasus mencontek yang sudah menjadi hal lumrah, kasus tawuran antar pelajar yang masih belum sepi dari pemberitaan media, kasus kekerasan genk motor. 

Penganiayaan dan kekerasan di sekolah. Kasus kehamilan dan aborsi yang cenderung meningkat. Kasus penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Kasus pencurian yang dilakukan remaja. Meningkatnya jumlah anak gelandangan dan pengemis jalanan. Dan sebagainya dan sebagainya.

Secara umum, generasi muda kita sedang sakit

Generasi muda kita sakit karena sesungguhnya mereka telah menjadi korban sistem pendidikan yang tidak beres. Di sekolah, mereka dijajah oleh sistem pendidikan yang menciptakan kondisi mengerikan. 

Di mana mereka disekap di dalam ruang empat persegi, hak- hak mereka untuk bermain dan bergembira dirampas, otak mereka dijejali setumpuk materi yang menyesakkan. 

Apalagi semasa pandemi seperti saat ini, pendidikan sekolah menjadi kabur dan membuat bumerang bagi siswa. Selama pandemi sekolah membuat kesan bahwa setiap siswa harus diluluskan atau naik kelas. 

Banyak siswa yang bahkan tidak aktif dalam belajar daring selama ini di luluskan. Hal ini membuat siswa yang rajin dan aktif menjadi tidak serius lagi belajar karena sudah beranggapan pasti lulus kok. Semua ini membuat siswa itu tidak lagi mau menghargai proses belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline