Perlukah Kita Berubah?
Perubahan merupakan suatu hal yang harus dihadapi dengan antusias. Tetapi ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa perubahan baru akan dilakukan apabila keadaan menjadi terpaksa memang harus berubah atau pun keadaan di saat kita mengalami kesulitan.
Sesungguhnya perubahan merupakan sesuatu yang selalu kita hadapi dalam kehidupan. Salah satunya apabila dikaitkan dengan kebiasaan merokok yang harus dihentikan dengan suatu alasan.
Tentunya ada proses berkelanjutan yang kita alami. Bukan proses instan. Melainkan proses panjang yang sulit penuh perjuangan.
Karena, dalam hal ini rokok bersifat adiktif yang membuat candu. Saat perokok mencoba berhenti, maka akan muncul gejala nikotin yang menyebabkan tubuh manusia menjadi tidak nyaman.
Saya berbagi kisah yaitu pengalaman rekan kerja saya berhenti merokok karena alasan kesehatan bayinya. Sebab akibat paparan asap rokok bayinya mengalami sesak nafas dan harus rawat inap di Rumah Sakit.
Beruntung bayinya tidak sampai meninggal dunia. Peristiwa ini membuat teman saya drop dan berulang kali menyalahkan diri sendiri. Dari sinilah awal mula kisah perjuangannya berhenti merokok hari lepas hari.
Dengan tidak merokok, kita sudah melindungi orang yang kita cintai. Dapat melindungi kesehatan keluarga dan teman yang bukan perokok.
Ada satu lagi kisah tentang sanak keluarga saya yang berhenti merokok karena alasan keluarga (anak). Anaknya yang masih duduk di kelas 8 SMP sudah merokok. Kerabat saya pun syok dan berusaha menghentikannya.
Namun percuma saja melarang anaknya merokok jika kita sendiri belum lepas dari kebiasaan merokok. Sebab anak mengambil keputusan dan berperilaku lewat orang tuanya. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang 0rang tuanya perokok punya kemungkinan besar mulai merokok di usia belia yaitu 13 tahun.