Lihat ke Halaman Asli

dharma simatupang

Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

Junior: Jangan Ada Lagi Senior Kebablasan di Sekolah

Diperbarui: 1 Agustus 2021   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi warisan senior kebablasan. Sumber gambar https:// majalah ketik.com

Sebagai seorang guru yang diberikan tugas tambahan sebagai wali kelas,tentunya haruslah memiliki kedekatan emosi dengan siswa yang diasuhnya. Minimal mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi anak didiknya.

Suatu masa, pernah kejadian seorang siswa saya tidak mau masuk sekolah. Setelah saya selidiki ternyata disebabkan oleh bully an kakak - kakak kelasnya atau seniornya. Si korban(anak junior) mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kakak senior melakukan hal itu padanya.

Mulai dari nyinyiran di media sosial, terus sampai disorak-soraki kalau jalan lewat lapangan, bahkan yang lebih seramnya pakai acara mengancam segala.

Singkat cerita,saya harus turun tangan menyelesaikan persoalan itu juga. Dan setelah bermediasi dengan pihak keluarga si korban, si anak tetap keukeuh mau pindah sekolah pas kenaikan kelas.

Istilah senioritas tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya istilah itu selalu menjadi trending topik pembahasan masyarakat akibat  sering ditemukannya kasus di kalangan anak-anak,remaja bahkan dewasa. Contoh kasus yang biasa adalah seperti contoh diatas tadi : bullying.

Di instansi pendidikan juga tak dapat dipungkiri sering terjadi kasus bullying karena kakak senior. Apalagi di sekolah SMK kejuruan tekonologi yang notabene di dominasi kaum siswa lelaki.

Kakak kelas (senior) sering menindas adik kelas nya (junior). Akhirnya si junior selalu berusaha menghindar dari 'penyakit' senior ini.

Menurut KKBI, senior adalah keadaan yang lebih tinggi dalam pangkat,pengalaman dan juga usia. 

Asas senioritas sebenarnya diterapkan dalam dunia militer. Dimana setiap bawahan pasti harus selalu patuh pada perintah seniornya(komandannya). 

Asas inilah yang dicopi paste anak anak sekolah secara kebablasan. Berawal dari perasaan paling hebat, perlakuan sok jago dan berkuasa bak raja disekolah. Sehingga perlakuannya menjadi bias terhadap adik kelas (juniornya). Dan biasanya perlakuan itu berakhir menjadi bullying terhadapa juniornya. Auranya semakin mengakar kuat dalam tindakannya. Senioritas kebablasan pun menjadi kebiasaan yang turun-temurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline