Para penyayang binatang kelas menengah ke atas mungkin sudah terbiasa dengan istilah groomer, yaitu ahli perawatan hewan peliharaan, yang terampil dalam memandikan, memotong kuku, dan sebagainya, atas hewan yang dipercayakan klien kepadanya. Mereka paham perilaku hewan dan mampu berinteraksi dengan hewan, sehingga hewan itu merasa nyaman berada dalam tangan sang groomer.
Namun kini, selain makna di atas, kata groomer, berikut kata dasarnya groom, digunakan oleh mereka yang terlibat dalam pekerjaan sosial kemanusiaan dan para penegak hukum di negara-negara berbahasa Inggris untuk mengistilahkan tindakan grooming yang lebih khusus, dan peyoratif sifatnya. Grooming sekarang juga berarti memperlakukan dan mendekati orang lain - umumnya anak-anak (di bawah 18 tahun) dengan tujuan melakukan kejahatan seksual terhadapnya. Kadang perlakuan dan pendekatan tersebut sangat halus sehingga korban tidak merasakan bahaya mengancam; bagaimanapun juga, mereka masih anak-anak yang belum memahami dunia.
Bahkan ketika sudah terjadi kejahatan seksual pun, pelaku membuat korban merasa itu hal yang boleh-boleh saja, atau membuatnya takut melapor kepada orang tua atau orang yang dipercayainya. Dan pelaku kejahatan seksual itu sering kali justru orang yang sudah telanjur ia percayai! Sulitnya tindakan grooming ditengarai adalah karena dalam berbagai kasus, groomer itu justru secara status berada pada posisi terhormat, sehingga sulit untuk membuktikan kejahatannya ("Siapa yang percaya kata-katamu? Semua orang menghormatiku."). Tidak perlu saya uraikan di sini, karena contoh-contohnya sudah banyak diberitakan.
Kembali kepada maksud blog saya ini yaitu mengulik arti kata, saya terpaksa mengakui kesulitan untuk menemukan padanan yang sesuai untuk kata groom dalam konteks ini. Para ahli perilaku tampaknya juga belum menemukan terjemahan pas untuk istilah baru ini. Tapi yang jelas, groom dalam konteks ini tidak bisa diartikan merawat, seperti tampak dalam terjemahan film seri Law & Order: Special Victims Unit, Musim 22, Episode 4 yang saya saksikan. Konteks selalu menentukan.
Mengingat berbahayanya tindakan grooming ini bagi masa depan korban (penyintas), akan bagus bila ditetapkan kata yang khusus dalam bahasa Indonesia sebagai pengganti kata grooming ini, dalam bahasa yang lebih dipahami agar kewaspadaan para orang tua dan pengasuh meningkat akan bahaya ini; kata yang bisa diubah bentuk menjadi berbagai jenis kata, sebagaimana kata-kata Indonesia lainnya. Bagaimana menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H