Lihat ke Halaman Asli

Dhany Wahab

Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

Ramadhan Sunyi di Kala Pandemi

Diperbarui: 24 April 2020   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.hmifhuns.com

Begitu terdengar Adzan Isya, berbondong-bondong orang datang ke Masjid Al Ikhlas yang berada dipinggir jalan. Tua muda, laki-laki perempuan, orang tua dan anak-anak tumpah ruah memadati masjid sampai ke halaman untuk mengikuti terawih hari pertama Ramadhan.

Pemandangan yang membahagiakan tersirat dari wajah-wajah mereka menyambut datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah. Suara ayat-ayat Al Qur’an dikumandangkan oleh sang Imam, bersahut-sahutan dari berbagai masjid dan mushola, menandai perjalanan waktu menuju hari kemenangan.

Itulah sepenggal kisah yang masih tersisa saat mengenang hari pertama Ramadhan tahun lalu. Syiarnya sungguh terasa, semaraknya menggairahkan untuk berlomba-lomba dalam meraih rahmat dan ampunan. Ramadhan bulan teristimewa yang menghadirkan segenap keberkahan.

Namun berbeda di hari pertama Ramadhan tahun 1441 Hijriyah ini, suasananya seperti sudah diduga, sunyi senyap seperti hari-hari biasa. Musababnya karena pandemi Corona, sejak jauh-jauh hari masyarakat memang dianjurkan agar sebaiknya tetap berada di rumah saja.

Beribadah di rumah, sholat terawih di rumah dan tak ada lagi buka puasa bersama di masjid atau mushola. Malam pertama sholat terawih di Masjid Al Ikhlas hanya diikuti tak lebih dari sepuluh orang saja. Sebagian besar adalah pengurus yang berharap agar masjid tidak kosong dan hampa di hari pertama.

Imam dan makmum semua mengenakan masker, shaf berjarak lebih satu meter, bersujud di lantai tanpa karpet atau sajadah. Dalam keterbatasan kami berusaha menjalankan sholat terawih hari pertama seadanya. Bukan tak patuh terhadap seruan pemerintah agar tetap di rumah saja, namun karena dorongan hati yang kuat untuk melangkah ke masjid terdekat.

Biasanya jelang waktu sahur ada para remaja yang berkeliling untuk membangunkan warga, membawa tetabuhan agar orang-orang lantas terjaga. Tapi malam tadi yang tersisa adalah kicau burung milik tetangga yang sudah biasa terdengar setiap malamnya.

Ramadhan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tentu sudah menjadi ketentuan dan takdir dari Allah yang Maha Sempurna. Entah skenario apa yang sedang ditunjukan oleh Sang Kuasa kepada hambanya, menghadirkan virua Corona ditengah Ramadhan yang mulia?

Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, "... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)." (ar-Ra'd: 2). Dalam ayat lain dikatakan, " dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)...." (al-An'aam: 59).

Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an.

"Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (al-Qamar: 49) "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadiid: 22)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline