Lihat ke Halaman Asli

Dhani Sugesti

Penulis Sastra

Sajak Setahun Melangit Jingga

Diperbarui: 28 Mei 2019   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


sepulang burung Camar ke kota kenangan
Sang Biduan menangis di pelataran malam
aku melihat di balik awan. Menjelaga hitam
derai hujan yang tak ada akhirnya. Nyanyian
terhenti sementara. Akankah dapat kudengar lagi?
semacam mimpi yang pernah disimpan
dalam ingauan yang paling usang

Kereta masih menantimu, cinta. Di statsiun Kranji
sekarang megah dengan konstruksi. Mungkin bisa
kau lupa? Ada banyak wangi-wangi di dalamnya
bercerita tentang Gita Asmara Jingga. Ah, biasa saja
di alun-alun kota, hotel Odua, Masjid Al-Barkah
dan sate padang yang kau lahap. Aku tetap setia
dengan sop kambing dan madu Sumbawa. Tak lupa
pecel lele si David di sebelah kanan

waktu berderit, tumpang tindih di peluh pahit
bibirmu masih menempel di gelas bundar. Sedikit
kenangan disobek angin, siang dan malam;
sebagian untukmu, sebagian untukku,
sebagian untuk anak-anak kita di masa lelah

28/05/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline