Aku berada dalam kegagalan, sungguh.
Seperti menikmati seloyang martabak manis.
Semua sensasinya di luar kepalaku.
Keju bahkan wisman sekalipun, aku kenal.
Namun, kali ini aku dibuat menyerah.
Aku tak mampu mengabstraksi puisi.
Nalarku putus asa, logikaku pingsan.
Tolong, ajari aku untuk menikmati puisi.
Rasioku sengsara dalam kemelaratan.
Aku sekarat dalam suatu kekaratan.
Aku dungu, bahkan barangkali idiot.