Lihat ke Halaman Asli

Refleksi Aksi Nyata Modul 1.4

Diperbarui: 11 Februari 2023   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syukur alhamdulillah di Pendidikan Guru Penggerak kali ini saya sudah menyelesaikan 1 paket modul yaitu modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak. Pada bagian akhir modul ini kami para CGP diberikan tugas untuk melakukan aksi nyata berupa kegiatan membagikan pemahaman dan pengalaman dalam menerapkan budaya positif kepada teman-teman guru (diseminasi) tentang budaya positif dan mengimplementasikan konsep inti dalammodul Budaya Positif di lingkungan kelaskami masing-masing.

Pada kegiatan aksi nyata yang pertama saya melaksanakan kegiatan diseminasi setelah pertemuan rutin IGTKI kecamatan, beberapa teman menyambut baik atas terlaksananya kegiatan sayaini sehingga mereka bersedia meluangkan waktu untuk mengikutinya. Dalam kegiatan ini saya membagikan pengetahuan dan pengalaman saya khususnya tentang budaya positif. 

Kami berdiskusi tentang bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan budaya positif. Banyak pengetahuan baru yang di dapat oleh saya dan teman-teman, khususnya tentang segitiga restitusi dimana kami masih belum percaya diri untuk menggunakan pendekatan restitusi ini untuk menyelesaikan masalah di jenjang TK. 

Namun pada akhirnya kami sepakat untuk mencoba, berusaha dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga profil pelajar pancasila dapat terwujud. Selain segitiga restitusisaya juga menyampaikan posisi kontrol seorang guru, dimana posisi sebagai manajerlah yang merupakan posisi ideal bagi seorang guru untuk murid-muridnya. Evaluasi dari kegiatan diseminasi ini adalah persiapan yang kurang matang, sarana dan prasarana kurang memadai (proyektor sering hilang/tidak terlihat tampilan presentasi) hal ini sangat mempengaruhi tingkat kepahaman teman-teman tentang budaya positif yang sedang saya sampaikan. 

Pemilihan waktu kurang tepat dikarenakan kurang koordinasi dengan pihak IGTKI, kebetulan saat pleno kemarin IGTKI dihadiri oleh pendongeng dari Bojonegoro yang memberikan kegiatan praktek langsung membuat media pembelajaran menggunakan barang bekas, sehingga waktu yang dipergunakan dalam kegiatan pleno IGTKI sudah sangat banyak sekali.  Dalam hal ini menunjukkan bahwa untuk menciptakan kolaborasi yang seimbang harus dimulai dari komunikasi yang efektif. 

Aksi nyata yang kedua, saya bersama anak-anak mencoba merumuskan keyakinan kelas. Di kegiatan ini saya menggunakan media kertas lipat dengan menggunakan 2 warna, warna hijau dan merah.  Dalam prosesnya saya akan menyampaikan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang nantinya akan direspon oleh anak-anak dengan mengangkat kertas lipat tersebut. Kertas lipat berwarna merah menyatakan tidak setuju sedangkan warna hijau menyatakan setuju. 

Dengan kegiatan ini secara tidak langsung saya mulai memperkenalkan bagaimana kita berdiskusi, hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berdiskusi. Anak-anak merasa senang, dan pada akhirnya kami dapat merumuskan 4 keyakinan kelas,yaitu : selama disekolah aku harus :1. sayang teman, 2. hormat pada yang lebih tua, 3. menjaga kebersihan dan 4. membudayakan antri. Evaluasi dari kegiatan yang sudah saya laksanakan ini adalah penggunaan pertanyaan-pertanyaan tertutup masih sering digunakan, untuk perbaikan kegiatan berikutnya saya harus lebih banyak menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga kemampuan analisis kritis anak-anak dapat terasah.  

Berikut link video 2 kegiatan aksi nyata saya:

https://youtu.be/HTCZX9bnG6o

https://youtu.be/J-1vv64tD10

Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat, terimakasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline