Pada bulan november 2019, Covid 19 atau Coronavirus Disease menyerang China, kasus pertama muncul pada 17 November 2019 di Provinsi Hubei, dan sejak itu jumlah kasus kian bertambah setiap harinya Pada 15 Desember 2019, jumlah total infeksi mencapai 27 kasus. Selanjutnya, peningkatan kasus harian mencapai dua digit pertama dilaporkan pada 17 Desember.
Tiga hari setelahnya atau pada 20 Desember 2019, total kasus yang dikonfirmasi positif telah mencapai 60 orang. Virus ini muncul karena kekelawar, jadi kelelawar membawa virus ini di tubuh mereka dan orang China memakan kelelawar tersebut, akibatnya orang yang memakan kelelawar tersebut juga ikut tertular virus dari kelelawar tersebut.
Dampak dari pandemi tersebut adalah terganggunya ekonomi di China akibat pandemi tersebut. Banyak industri yang memilih tutup sementara akibat pandemi ini,sehingga membuat kegiatan perekonomian menjadi terganggu.
Mao Sheng Yong selaku juru bicara Biro Statistik Nasional Cina mengatakan bahwa Produk Domestik Bruto china adalah $ 2,908.4 juta pada kuartal pertama di tahun 2020, dan pada bulan maret lalu angka tersebut mengalami penurunan sebesar 6.8 %.
Dampak lain dari pandemi tersebut adalah banyak toko - toko yang tutup karena takut akan tersebar virus ini, dan juga karena adanya kebijakan pemerintah melakukan Lockdown.
Dampak lain dari pandemi ini
Selain banyaknya industri dan toko - toko yang tutup karena pandemi ini, dampak lain yang terjadi adalah terganggunya aktivitas ekspor - impor yang dimana China banyak mengekspor barang - barang ke luar negeri, salah satunya Indonesia. Indonesia juga terkena dampak perekonomian di China.
Harga bawang bombay dan bawang putih cukup mahal karena bawang bombay yang di Indonesia diimpor dari China.Selain itu dampak pandemi juga terasa di bidang pariwisata, pengunjung dari luar China semakin menurun, dan beberapa negara juga melarang serta menutup penerbangan ke negeri tirai bambu tersebut.
Cara China menghadapi pandemi ini
Pemerintah China memberlakukan kebijakan Lockdown di sejumlah daerah termasuk Wuhan agar penyebaran virus ini dapat berkurang, serta menutup portal keluar masuk kota Wuhan dan menutup bandara, namun dibalik kebijakan pemerintah dalam memberlakukan Lockdown, masyarakat sedikit merasa terganggu dan tidak bebas karena mereka harus tetap dirumah.
Meskipun mereka harus keluar rumah mereka wajib menggunakan masker, dan sesampainya dirumah mereka harus mencuci tangan dan ganti baju atau mandi, dan pemerintah juga membuat portal khusus pengecekan suhu di tempat - tempat umum, dan jika ada warga yang terjangkit virus maka mereka akan di karantina di tempat karantina.