Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan Senja

Diperbarui: 27 September 2018   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi menjelang, siang ingin kutantang saat  matahari bersinar dengan cerah di iringi tarian awan keperakan yang berarak-arak menuju langit barat, haru...sendu . Terlihat sekawanan elang melintas dengan harap cemas hendak berkemas.

Segera pergi tuk hilangkan kenangan akan pagi berganti malam .Riak air tak lagi gemericik menyampaikan pesan pagi yang begitu damai,hanya angin perlahan menyisir membawa aroma kesejukan pegunungan membuatku makin rindu .

Berlari ke pantai menembus ombak berpasir, karang yang berdiri kokoh menahan hempasan ombak memberiku kesan' aku harus seperti itu' . Ku dengar bisikan hati 'masih adakah pantai itu tempatku menyepi saat ini'. Saat sepi kembali mengusik dan damai kian tak terbayang telah terbang melayang bersama sekawanan elang yang kembali ke kandang .

Dalam sepi hatiku kulamunkan senjaku, senja yang selalu menghampiri dan menghangatkan sanubari. Kini senja perlahan beranjak kegelapan mulai menyambut dalam kelam berkabut, satwapun berlutut . Senja pun telah pergi menyisakan sebersit sepi yang tak terperi, tetesan air mata membasahi  pipi, itulah air mata sepiku yang telah di tinggakan senja .

Kan kutunggu hingga malam berlalu dan  pagi kembali menjelang, esok kuharap masih bisa membuka mata hingga bisa bersua kembali dengan senjaku. Andai esok kembali bertemu ijinkan aku memeluk sekali saja, maka saat ini aku dapat menutup mata dengan tenang dalam damai dan kasih senja, karena apa ? karena ku tahu senja masih menungguku di sini dalam kesetiaannya pada alam semesta kala menyambut malam .

Meski tak bisa memiliki senja, aku bahagia bisa menatapmu lagi esok....sebelum mata ini menutup selamanya . Selamat tinggal senja, kupersembahkan puisi ini untuk kau terima dengan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline