Lihat ke Halaman Asli

Dhaifani RizkiaAzzahra

Mahasiswa Bahasa Indonesia, UPI 2018

Cara Menghadapi Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 27 Juli 2021   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Virus Covid-19 pertama muncul di Indonesia ketika Presiden RI, Joko Widodo mengumumkan bahwa sudah ada warga Negara Indonesia yang terkena virus tersebut di awal bulan Maret 2020. Pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah dengan memberlakukan social distancing. Di mana semua orang diharuskan untuk saling menjaga jarak minimal satu meter, dan menghindari kegiatan-kegiatan yang jenisnya kerumunan. Hal tersebut dilakukan agar rantai penyebaran wabah Covid-19 ini dapat terputus, sehingga pasien dari virus ini tidak perlu bertambah lagi.

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius. Virus ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum akhirnya terjadi dan muncul di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. Makanya, virus ini sekarang dikenal dengan Covid-19, karena ditemukan pada tahun 2019.

Selain social distancing, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) juga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan tujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Seluruh bidang kehidupan mengalami dampak besar karenanya, salah satunya bidang pendidikan yang terpaksa dilakukan secara daring atau tatap maya dengan menggunakan aplikasi yang mendukung seperti Zoom, Google Meet, WhatsApp, dan YouTube. Dapat juga dengan memberikan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) untuk siswa yang biasanya diberikan kepada siswa TK dan SD.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah jika ada hal yang mengharuskan masyarakat untuk keluar rumah. Kebiasaan baru dan berbeda ini sering disebut sebagai new normal atau AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru).

  • Membuat tim khusus di sekolah atau kantor untuk mendorong penerapan protokol kesehatan dan keselamatan guru dan siswa;
  • Menyediakan wastafel serta sabun dan hand sanitizer di berbagai area sekolah;
  • Mendistribusikan sumber daya yang dapat mencegah terpaparnya penyakit;
  • Memonitor kondisi kesehatan maupun emosional anggotanya supaya tidak rentan terkena penyakit;
  • Menyediakan pelatihan khusus untuk tenaga pengajar agar mereka lebih siap dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan daring yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline