Lihat ke Halaman Asli

Obama, Ancol dan Era High Touch & High Concept

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12894942901573176056

[caption id="attachment_74743" align="aligncenter" width="300" caption="Ancol: wisata sejuta pesona ( Wartakota.co.id)"][/caption] Banyak Orang bertanya, kenapa Obama sang Presiden Amerika Serikat Itu perlu berkeliling Asia? Kenapa pula Obama harus bermesra-mesraan dengan India, Jepang, Korsel dan Indonesia? Banyakargumen bermunculan soal jawaban terbaik atas pertanyaan diatas. Namun umumnya bersepakat bahwa Amerika sedang dilanda krisis ekonomi dan krisis budaya. Krisis ekonomi disebabkan, banyaknya peke

12894938621580319095

rjaan-pekerjaan yang selama ini menjadi nilai tambah keunggulan warga Amerikakini dengan mudah dan bahkan dengan biaya jauh lebih murah bisa dikerjakan oleh penduduk Asia khususnya India. Tak heran, kini banyak pengusaha dan kalangan industri Amerika lebih senang meng- outsorcing pekerjaan tersebut kenegara-negara Asia tersebut. Dari segi budaya, Amerika dan negara Eropa juga sedang berada di ambang kehancuran. Pesona spritualitas dan budaya Asia berbasis alam, estetika dan spritual menjadi pesona baru di era baru ini mulai menggeser dominasi Amerika. Jadi, klop sudah, Perjalanan Obama ke Asia adalah juga dalam rangka memperjuangkan kepentinganNasional Amerika.

Dengan ungkapan yang sangat sederhana namun sarat makna, beragam pendapat diatas juga dibenarkan oleh riset mendalam yang dilakukan oleh Daniel H. Pink. "Untuk sukses dan Jaya secara otentik manusia memerlukan penyelarasan kinerja otak kanan dan otak kiri secara apik " tegas tokoh ini dalam buku best sellernyaberjudul: Misteri Otak Kanan Manusia. Daniel Pink menegaskan, Era Supremasi Otak kiri telah mengantarkan manusia melintasi peradaban demi peradaban, dari era agrikultur, era industri hingga di era informasi( era abad pengetahuan) saat ini. Namun, selaras dengan berbagai raihan kemajuan otak kiri dan peminggiran otak kanan tersebut, terbukti juga mewariskan kekeringan makna hidup manusia modern. Koreksi dan perburuan akan makna dan spritualitas inilah kemudian yang melahirkan era baru bernama era konseptual (pencipta dan pesimpati) berbasis high concept dan high touch.

Apa itu high concept dan high touch?Menurut Daniel H. Pink High concept merupakan kapasitas untuk menciptakan keindahan yang artistik dan emosional, untuk mendeteksi pola-pola dan peluang menyusun kisah yang memuaskan dan menggabungkan ide-ide yang tampaknya tidak berhubungan ke dalam suatu penemuan yang baru. Sedangkan high touch mencakup kemampuan untuk memberikan simpati, memahami seluk beluk interaksi manusia, mendapatkan kesenangan dalam diri seseorang dan memberikannya kepada yang lain, melewati kehidupan sehari-hari dalam mencari tujuan dan makna.

Daniel benar, kini karya-karyaberbasis high concept dan high touch, sedang menjadi trend di sepanjang masyarakat dan ekonomi dunia. Stephen R. Covey dalam bukunya berjudul 8 th Habits mengamininya.

Singkatnya untuk menjadi pemain unggul di era konseptual, seorang individu atau sebuah organisasi bahkan sebuah bangsa harus melengkapi kemampuannya dibidang tehnologi tinggi dengan tambahan kemampuan-kemampuan yang merupakan high concept dan high touch.

Taman Impian Jaya Ancol, Karya Otak Kanan di Pusaran Ibu kota.

Pemikiran diatas, membuatnya penulis terhenyak bercampur gembira.Terhenyak karena miris melihat kesiapan SDM bangsa untuk menjadi pemain handal di era peradaban baru tersebut. Tersenyum, karena buku tersebut juga memberikan semacam angin surga bagi warga Asia. Dimana kedua penulis kelas dunia tersebut, mengatakan, sentralnya peranan Negara Asia dalam abad tersebut, bahkan akan menjadi icon kemajuan era Baru tersebut. Luar biasa.

Desiran cinta nasionalisme saya segera tersentuh. Pikiran saya seketika menerawang jauh berkelana, menelisik kebiasaan-kebiasaan warga bangsa tercinta ini. Seperti apa kesiapan Indonesia menyonsong era baru tersebut? Apakah kita punya konsep dan karya untuk menyambut era high concept dan high touch tersebut. Kalau ada, dimana? Bukankah Peran Indonesia menjadi vital dalam kebangkitan Asia dan perubahan peradaban dunia tersebut? Penulis segera melakukan riset sederhana.

Hasilnya? Trend industri kreatif anak muda tampak menjamur di Bandung. Booming industri wisata lintas bangsa dan lintas daerah telah menjadi trend. Kajian spritualisme dan seni desain serta kemasan tampak mendominasi wacana para bloger dan on liner di alam maya. Pembangunan obyek wisata terus menjamur di beberapa negara dan kota. Trend kunjungan wisata di Bali, Puncak, Pulau Lombok hingga hingga di pojok Jakarta bagian Utara terus meningkat. Dalam kerangka itulah kemudian, penulis terpesona oleh sebuah kalimat "Taman Impian Jaya Ancol". Lihat gabungan kata motivasional, sarat ambisiusdan estetis tersebut. Yes, taman impian Jaya- saya suka kalimat itu. "Siapa berani bermimpi, dan mewujudkan impiannya maka ia akan jadi pemimpin", pikirku. Apakah Ancol menyadari secara sungguh –sungguh kehadiran era baru tersebut, sehingga perannya sebagai icon kemajuan wisata, inspirator enterpreneurship beretos kinerja" mengubah sampah menjadi emas" masih pas disandangnya hingga menjadi icon dan wahana pelembangaan ide dan kreativitas berbasis High touch dan high concept selaras dengan trend peradaban dunia? Yuk Ke Ancol sambil menata impian baru dan menelisik dinamika pembangunan menuju wisata kelas wahid di ASIA !

[caption id="attachment_74738" align="aligncenter" width="1500" caption="Presiden SBY dan Ibu Ani menghadiri hari anak nasional di Ancol ( muchlish/presidenSBYby.info)"]

12894928862144454858

[/caption]

Ancol Menjahit Keunikan Bangsa dan Mengadaptasi Peradaban Dunia.

Sejarah perjalanan Taman Impian Jaya Ancol tak lepas dari gelombang perjalanan peradaban bangsa, khususnya kemajuan wisata, dan enterpreneurship anak bangsa.Sebagai obyek wisata, Ancol sejak abad ke-17 telah mempesona Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ditempat itulah sang Gubernur membangun rumah peristirahatan. Sayang, pesona Ancol sempat terabaikan sehingga sungai Ciliwung bebas mengotorinya. Untung Bung Karno sang Jenius itu menyadari kemolekan tubuh Ancol sebagai mutiara dalam lumpur. Lewat Kepres Tahun 1965 Bung Karno mengistruksikan pembangunan kembali Ancol sebagai kawasan wisata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline