Lihat ke Halaman Asli

Yoga Difan Trishna

Mahasiswa Ekonomi Universitas Tanjungpura

Segenggam Harapan dari Pemerintah untuk Menghidupi Keluarga Kecil

Diperbarui: 20 Mei 2024   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bagian depan rumah Ibu Runtah)

Ibu Runtah merupakan seorang Ibu rumah tangga berusia 38 tahun yang tinggal di Desa Kampung Arab, Kecamatan Pontianak Timur, Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai ibu rumah tangga, Ibu Runtah hanya menempuh pendidikan terakhir SMA. Ibu Runtah dan suami tinggal bersama tiga anak mereka yang berumur 13 tahun, 10 tahun, dan berusia 3 bulan. 

Suaminya bekerja sebagai sopir yang biasa membawa angkutan semen dengan pendapatan sebesar Rp3.000.000 per bulan. Hasil pendapatan keluarga ibu Runtah digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari terutama kebutuhan makan dan pendidikan anak-anaknya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ibu Runtah menggunakan air sungai yang ditampung untuk keperluan minum, sementara untuk mandi dan keperluan mencuci Ibu Runtah menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhannya. Ibu Runtah menggunakan gas untuk memasak dan lampu listrik sebagai sumber penerangan. Untuk keperluan kesehatan keluarganya, Ibu Runtah biasanya berobat di puskesmas terdekat yang berada di daerahnya. Keluarga Ibu Runtah juga memiliki beberapa perangkat elektronik seperti kulkas, rice cooker, kipas angin dan dua telepon seluler, Ibu Runtah juga memiliki satu unit sepeda motor.

Rumah tempat tinggal Ibu Runtah memiliki kapasitas listrik 450 watt dengan panjang sekitar 15m² dan lebar sekitar 7m²  yang memiliki satu ruang tamu, satu ruang kamar, satu ruang dapur dan satu kamar mandi. dengan struktur tembok semen dan lantai keramik di ruang tamu dan kamar sementara dapur masih menggunakan lantai kayu, dan atap rumah menggunakan seng untuk melindungi dari teriknya sinar matahari dan hujan. Jenis bansos yang diterima oleh Ibu Runtah adalah Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Ibu Runtah mulai menerima bantuan ini sejak dua tahun yang lalu.

(Bagian dalam rumah Ibu Runtah)

Bansos BPNT semestinya berupa bantuan pangan non-tunai seperti beras 10kg, ayam 1/2kg, bawang merah 1/2kg, bawang putih 1/2kg dan kacang hijau 1kg. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, bantuan tersebut seringkali diganti dengan uang tunai sebesar Rp200.000. Pembagian bantuan BPNT biasanya dilakukan sebulan sekali dan di berikan ke rekening penerima bantuan sosial tersebut. 

Ibu Runtah mengalami ketidakpastian dalam menerima bantuan ini, kadang ia mendapatkannya dan kadang tidak, tetapi ketika Ibu Runtah mendapatkannya pada bulan berikutnya, jumlah uang yang diterima telah disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya diterima pada bulan sebelumnya.

(Atap dari rumah Ibu Runtah)

Ibu Runtah mengungkapkan bahwa bantuan BPNT sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Namun, ia mengatakan bahwa bantuan sosial yang ia terima tersebut tidak mendapat perubahan, mengingat kenaikan harga bahan pokok belakangan ini yang terus meningkat. Ia berharap agar bantuan tersebut dapat ditingkatkan nilainya untuk lebih memadai dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Meskipun demikian, Ibu Runtah juga merasa masih terbebani dengan biaya pendidikan anaknya yang berusia 13 tahun yang bersekolah di pesantren yang setara dengan kelas 1 SMP dan adiknya yang berusia 10 tahun yang berada di kelas 5 SD. Ia menyampaikan bahwa biaya pendidikan anaknya di pesantren lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah umum di sekitar tempat tinggalnya. Namun, Ibu Runtah sangat mengapresiasi bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah dan merasa bahwa pemerintah telah berlaku baik dengan memberikan bantuan sosial ini kepada keluarganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline