Lihat ke Halaman Asli

Destriana Faried

Analis Kebijakan Ahli Muda

ATM Alokon cs Kartu Nikah disaat Pandemic cegah Baby Booming

Diperbarui: 16 Maret 2021   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Pernah dengar atau melihat ATM Kondom??? penulis pernah melihat waktu ke Belanda dan ada di beberapa negara lainnya seperti Jepang. Pernah melihat atau punya Kartu nikah yang baru?yang ada barcodenya? jadi sekarang Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan kartu nikah yang ada barcodenya. Penulis sedih disaat pandemic para PUS (Pasangan Usia Subur) kesulitan mendapatkan Alokon (Alat dan Obat kontrasepsi) non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dikarenakan pembatasan aktivitas keluar rumah atau ke faskes bahkan ke bidan desa ataupun klinik-klinik kesehatan. Alangkah indahnya kalau untuk mengatasi hal ini disediakan ATM Alokon di tempat-tempat strategis guna memenuhi Unmeet Need (kebutuhan berKB yang tidak terpenuhi) utamanya bagi PUS yang menggunakan Alokon kondom dan pil KB.

     Penulis menghalalkan atau mendukung perzinahan???karena nanti PUS usia 15-19 tahun yang belum menikah dapat mengakses hal tersebut dong... Pasangan-pasangan selingkuh yang mempunyai WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain) seenaknya mengakses Alokon yang ada di ATM-ATM. Sebenarnya sederhana saja dalam hal mengawasi ketakutan-ketakutan tersebut sepanjang sosial budaya kita dan Informasi Teknologi yang sduah ada digunakan dalam mendukung ide tersebut. di Kartu Nikah sekarang sudah ada barcode, di KTP-El pun sudah ada chip atau memori siapa yang sudah menikah resmi dan status yang bersangkutan Nikah, Duda, atau JUS (Janda USia Subur). Kita tinggal memasang alat semacam card reader di mesin-mesin ATM Alokon dimaksud. Yang bisa mengakses atau menggunakan ya hanya yang sudah menikah secara sah dan statusnya bukan duda atau JUS.

      Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) di targetkan secara Nasional pada tahun 2020 sebesar hanya 21 orang remaja diantara 1000  WUS (Wanita Usia Subur) yang melahirkan. Sementara capaian Jawa Tengah pada tahun 2020 masih diangka 26 orang remaja yang melahirkan di usia 15-19 Tahun diantara 1000 WUS, menyedihkan bukan. Belum lagi kalau kita bergeser ke arah Indonesia Bagian Timur, sedih sekali...Prang ini, karena masyarakat lebih diharapkan beraktifitas banyak di rumah maka kecenderungan Baby Booming tidak dapat dihindari. Mudah-mudaapua di tahun 2020 angka remaja yang melahirkan di usia 15-19 Tahun sebesar 86 orang remaja diantara 1000 WUS. Belum lagi di saat pandemic sekahan ATM Alokon dapat direalisasikan segera, tentunya dengan strategi-strategi yang jitu, tepat dan good governance. Dan jangan lupa memanfaatkan barcode kartu nikah dan KTP-El. Berencana itu Keren...bukan 2 anak cukup, bukan 2 anak lebih baik...2 anak lebih sehat. 

#salam1jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline