Lihat ke Halaman Asli

Dewi Zulfa Nur Rohmah

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Angkatan 2021

Minuman Sari Pala: Upaya Peningkatan Nilai Jual Limbah Pala di Pekon Sukanegeri Jaya oleh Mahasiswa KKN IPB

Diperbarui: 7 Agustus 2024   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.botanichealthcare.net/myristica-fragrans/

MINUMAN SARI PALA : UPAYA PENINGKATAN NILAI JUAL LIMBAH PALA DI PEKON SUKA NEGERI JAYA OLEH MAHASISWA KKN-T IPB

Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan tanaman rempah asli Indonesia dengan tinggi pohon berkisar 5-20 m. Pala populer dimanfaatkan bijinya sebagai rempah makanan khas Indonesia. Buah pala berwarna bulat lonjong seperti buah pir yang dapat terbelah menjadi dua ketika sudah matang. Biji pala dilingkupi oleh aril seperti urat-urat berwarna merah cerah. Pala juga dimanfaatkan minyak atsirinya sebagai aromaterapi serta dikembangkan sebagai obat dengan aktivitas farmakologis.

                Tanaman pala banyak dibudidayakan oleh masyarakat Pekon Suka Negeri Jaya, secara umum di Kecamatan Talang Padang.  Budidaya ini dilakukan tidak dalam skala luas namun tersebar di berbagai titik-titik di Kecamatan Talang Padang. Sementara aril dan bijinya dimanfaatkan sebagai rempah dengan dikeringkan, daging buah pala tidak dimanfaatkan secara intensif dan menjadi limbah. Berkaca dari berbagai olahan pala yang ditemui oleh mahasiswa IPB di sekitar Bogor, mahasiswa KKN kemudian berinisiatif untuk mengenalkan dan menginisiasi pengolahan daging buah pala menjadi Minuman Sari Pala.

(16/07/2024) Mahasiswa KKN-T IPB tahun 2024 di Pekon Suka Negeri Jaya mengadakan pelatihan pembuatan Minuman Sari Pala serta memberikan tester kepada masyarakat bagaimana rasa dari olahan pala yang dibuat. Komposisi dalam Minuman Sari Pala tersebut terdiri atas

  • Gula pasir 250 gr
  • Gula Aren 250 gr
  • Air Matang 2 Liter
  • Daging buah Pala 500 gr

Daging buah pala diblender dengan air lalu diambil sarinya. Sari Pala ini kemudian dimasak hingga mendidih dengan gula pasir dan gula aren.  Tepat 15 menit setelah mendidih, sari pala sudah siap dinikmati dalam sajian hangat. Namun, sari pala ini juga dapat dinikmati dalam sajian dingin dengan disimpan di kulkas atau ditambahkan es batu.

Dokumentasi Pribadi

Risdianto, Kepala Pekon Suka Negeri Jaya memberikan respon positif terhadap sosialisasi pembuatan minuman sari pala ini. Saat ditemui beberapa hari setelah pelaksanaan program Kepala Pekon berpendapat bahwa "Program yang bagus, kulit pala belum banyak dimanfaatkan sehingga potensi pengembangan masih sangat luas paling tidak untuk konsum pribadi. Menindaklanjuti dari sosialisasi ini varian dari minuman sari pala perlu diperbanyak sehingga menambah keragaman cita rasa dari minum sari pala itu sendiri". Respon positif juga ditunjukkan oleh Yuni Fatmasari sebagai Ketua Muli Pekon Suka Negeri Jaya "Rasa dari sirup pala sendiri itu menyegarkan, menciptakan perasaan rileks,  sangat enak apalagi kalau diminumnya siang-siang pakai es batu bisa sangat menyegarkan, dan jika diminum malam hari bisa lebih rileks saat tidur. Minuman ini dapat dikembangkan di Pekon Sukanegeri Jaya karna potensinya masih terbuka lebar bagi petani petani pala".

                Daging buah pala mengandung minyak atsiri dengan komponen utama monoterpen hidrokarbon, asam monoterpen, dan aromatic eter. Minyak atsiri ini mempunyai sebagai stimulan, anti inflamasi, anti depresan, anti bakterim, anti radang, anti nyeri, anti jamur, anti trombotik, dan dapat digunakan untuk mengibati sakit perut, rematik dan mual-mual.

                Mahasiswa berharap bahwa dengan adanya sosialisasi ini dapat digunakan sebagai inisiator wirausaha dalam bidang pengolahan pala terutama daging buah pala. Mengingat besarnya limbah daging pala pengembangan produk manisan sangat potensial untuk dikembangkan. Mahasiswa juga berharap bahwa usaha ini dapat menjadi salah satu usaha tingkat rumah tangga yang dapat membantu perekonomian masyarakat Pekon Suka Negeri Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline