BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan membaca di tingkat sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting. Membaca adalah salah satu keterampilan yang wajib dikuasai oleh setiap individu sejak dini, karena dengan membaca seorang Bisa mempelajari berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Membaca salah satu keterampilan fundamental yang perlu dikuasai oleh setiap individu karena
membaca itu sendiri merupakan sumber informasi yang di dapat dalam ilmu pengetahuan. Seseorang yang tidak bisa membaca maka tidak akan mendapatkan informasi ilmu pengetahuan. Membaca adalah upaya untuk memahami informasi yang disampaikan melalui simbol-simbol tulisan (Nurgiyantoro, 2010: 283). Namun, membaca merupakan aktivitas yang khas dan kompleks, sehingga individu tidak dapat melakukannya tanpa proses pembelajaran, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar. Berdasarkan hasil observasi, peserta didik kelas VI di SDN Panancangan 1 ada beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks yang telah mereka baca. telah dibacanya. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi langsung di dalam kelas khususnya dalam pembelajaran
keterampilan membaca. Ketika Guru menginstruksikan siswa untuk membaca teks yang ada di dalam buku mata pelajaran, dan guru menanyakan informasi yang di dapat pada teks bacaan cenderung beberapa peserta didik kebingungan ketika ditanyakan oleh guru terkait hal tersebut. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks yang dibaca dan kurang memperhatikan tanda bacaan, tidak menemukan ide pokok bacaan, serta kecepatan dalam membacanya rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji topik "Membaca pemahaman dengan mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN Panancangan 1"
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:
1. Peserta didik kurang gemar membaca sehingga kemampuan membaca
peserta didik rendah pada kelas tinggi
2. Peserta didik menganggap bahwa membaca itu membosankan
3. Peserta didik tidak memperhatikan guru saat diberikan contoh membaca
yang benar
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang terdapat diatas, maka peneliti meneliti rumusan masalah pada penelitian ini adalah. "Membaca pemahaman dengan mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN
Panancangan 1"
1.4 Tujuan Masalah
Dengan penelitian ini, maka tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VI. Dengan menggunakan metode program membaca yang diterapkan dalam pembelajaran
BAB II METODOLOGI PENDIDIKAN
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang fenomena yang terjadi pada manusia dengan fokus pada karakteristik dan kualitas. Menurut Roosinda (2021:40), metode deskriptif merupakan bagian dari metodologi yang digunakan oleh
peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Panancangan 1, Kecamatan Cibadak, Lebak-Banten, pada siswa kelas VI Fase C.
2.2 Subjek dan Objektif Penelitian
* Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI Fase C di SDN Panancangan 1, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak-Banten.
* Objek Penelitian
Peneliti melakukan studi terkait dengan kemampuan pemahaman membaca siswa di kelas VI.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap fenomena yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Panancangan 1 pada siswa kelas VI di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak-Banten.
2. Wawancara
Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VI mengenai masalah yang terkait dengan kemampuan pemahaman membaca siswa.
3. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari informasi atau data yang telah tercatat atau dipublikasikan dalam berbagai dokumen, seperti buku induk, buku pribadi, dan surat-surat keterangan lainnya. Peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai alat untuk mengumpulkan data.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus Pada Pembelajaran di Sekolah Dasar
Peneliti melakukan observasi di SDN Panancangan 1 Kecamatan Cibadak, kab. Lebak. Peneliti melakukan observasi pada peserta didik kelas VI yang jumlah peserta didik nya beranggota 30 orang. Pada saat melakukan observasi di dalam kelas peneliti melihat permasalahan yang muncul pada peserta didik dalam kemampuan membaca nya yang rendah. Tidak semua
peserta didik yang memiliki kemampuan membaca rendah tetapi hanya beberapa peserta didik saja yang berjumlah 4 orang. Dari keempat peserta didik tersebut memiliki kemampuan membaca rendah yang berbeda-beda dari tingkat membaca dengan mengeja, tidak bisa membaca huruf, dan membaca terbata-bata, dan membaca. Peserta didik mempunyai permasalahan kemampuan membaca karena dalam diri peserta didik tidak memiliki motivasi untuk belajar membaca walaupun guru kelas setiap awal pembelajaran melakukan membaca bersama-sama untuk meningkatkan kelancaran peserta didik dalam kemampuan membaca. Membaca merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran karena membaca suatu bidang ilmu untuk masa depan tidak
bisa membaca maka peserta didik akan tidak tahu informasi apa yang di dapatkan. Dan memang seharusnya untuk peserta didik kelas VI SD sudah mahir dalam membaca karena kelas VI SD sudah berada di dalam fase C dan akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Peneliti tidak hanya melakukan observasi di dalam kelas saja akan tetapi melakukan wawancara dengan guru kelas terkait dengan permalasahan peserta didik dalam kemampuan membaca nya. Peneliti menanyakan terkait hal berikut :
1. Apa yang menyebabkan siswa tersebut tidak bisa membaca ?
Jawab : Siswa yang belum bisa membaca dikarenakan tidak ada keinginan untuk bisa dalam dirinya. Dan ketika di ajarkan membaca pun siswa tidak semangat. Jadi penyebab nya itu ada di dalam diri siswa tersebut dan ketika di kelas rendah siswa tidak giat dalam membaca nya.
2. Apakah ada program atau metode pembelajaran khusus yang telah
diterapkan?
Jawab : Ada, setiap mulai pembelajaran dan di awal kegiatan melakukan membaca teks secara bersama-sama dengan bergantian. Satu paragraf satu
orang.
3. Bagaimana ibu mempunyai cara tersendiri untuk membantu peserta didik yang memiliki permasalahan dalam kemampuan membacanya?
Jawab : Ya yang tidak lancar membacanya ada 4 orang. Biasanya cara yang digunakan yaitu membaca secara berulang dan memberikan dukungan pada siswa tersebut. Dan ada bantuan dari orang tua juga untuk belajar di rumah karena kalau tidak begitu siswa ke depannya akan tidak lancar dalam membacanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, permasalahan utama yang menjadi anak terlambat dalam kemampuan membaca nya yaitu tidak ada nya motivasi dalam diri peserta didik, dan tidak semangat dalam mempelajari kata demi kata dalam membaca. Guru kelas tidak diam saja tetapi guru kelas membantu peserta didik yang kesulitan membaca tersebut dengan cara mengajarkan secara perlahan-lahan dan bantuan dari orang tuanya. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan survei langsung di kelas VI, yang bahwasannya guru
meminta peserta didik untuk membaca teks bacaan yang ada dibuku lalu guru meminta satu persatu untuk mengulang isi teks bacaan yang telah dibaca.
Ketika peneliti melakukan observasi ini terlihat beberapa peserta didik tidak memahami teks bacaan yang sudah di minta oleh guru, sehingga kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VI rendah walaupun tidak semua.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena pada dasarnya kelas tinggi khususnya kelas VI sudah seharusnya memahami isi teks bacaan sehingga dari teks bacaan tersebut peserta didik dapat menemukan informasi pengetahuan yang berada pada teks bacaan. Peneliti melakukan observasi pada kelas VI terkait dengan kemampuan membaca pemahaman peserta didik
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca pada kelas tinggi. Ketika peneliti sudah melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas VI terkait dengan masalah tersebut.
Maka peneliti mengusulkan solusi terkait dengan permalasahan tersebut, peneliti memberikan solusi kepada pihak sekolah yaitu dengan mengadakan program membaca. Program membaca merupakan suatu kegiatan mengeja atau melafalkan sebuah tulisan yang didahului oleh kegiatan melihat bahan bacaan serta membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas. diadakannya program membaca ini memiliki tujuan yaitu untuk menumbuhkan minat membaca serta menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik. program membaca ini dapat dilakukan dengan cara membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai atau setiap kelas memiliki pojok baca agar peserta didik membaca teks bacaan yang ada di pojok baca tersebut. Solusi ini mengarahkan pada sarana dan prasarana sekolah untuk menjamin kemampuan membaca peserta didik di kelas rendah maupun di
kelas tinggi.
Dengan adanya program membaca ini peserta didik dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus membaca peserta didik pada tugas
dalam jangka waktu yang lama dan memperkuat daya ingat membaca peserta didik terhadap informasi yang didapatkannya. Jika pihak sekolah mengadakan program membaca ini maka akan terciptanya lingkungan belajar yang positif serta dapat menciptakan prestasi peserta didik di semua mata pejaran. Program membaca ini dapat dilakukan seminggu sekali. Dengan adanya mengadakan program membaca dapat memberikan manfaat tersendiri di dalamnya seperti sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan dasar dan lanjutan membaca bersama dapat membantu siswa memahami hubungan antara bahasa lisan dan tulisan.
2. Meningkatkan pemahaman bacaan program membaca dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman
bacaan mereka.
3. Membantu mencapai hasil yang diinginkan program membaca dapat membantu siswa menunjukkan kemajuan dalam mencapai hasil yang diinginkan pada tingkat kelas mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Dalman. (2018). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers
Fiantika, Feni Rita,dkk. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. Pt Global Eksekutif Teknologi
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta
Meliyawati. (2016). Pemahaman Dasar Membaca. Yogyakarta: CV Budi Utama
Rahim, Farida. (2019). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Nama : Firdaus M.Pd
Dosen PGSD UNTIRTA
Nama : Deya Aprilia
Jabatan : Mahasiswa