Lihat ke Halaman Asli

Dewy Iriany

Marketing dan Water-Air Specialist

Pengaruh Penggunaan Air Minum dalam Kemasan terhadap Lingkungan

Diperbarui: 26 Agustus 2024   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Penggunaan air minum dalam kemasan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang praktis dan nyaman. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat dampak lingkungan yang signifikan akibat produksi dan pembuangan botol plastik. Artikel ini akan mengeksplorasi dampak penggunaan air minum dalam kemasan terhadap lingkungan, khususnya masalah botol plastik, jumlah sampah plastik di Indonesia, serta solusi untuk mengurangi dampak tersebut.

Dampak Botol Plastik Terhadap Lingkungan

Botol plastik adalah salah satu sumber polusi terbesar di dunia saat ini. Kebanyakan botol air minum terbuat dari polietilena tereftalat (PET), sebuah jenis plastik yang dapat didaur ulang, tetapi sering kali tidak diolah dengan benar. Di seluruh dunia, lebih dari 1 juta botol plastik dibeli setiap menit, dan sebagian besar dari botol-botol ini berakhir di tempat pembuangan sampah atau mencemari lautan. 

Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, yang berarti bahwa setiap botol plastik yang tidak didaur ulang akan tetap berada di lingkungan selama berabad-abad.

Lautan dunia telah menjadi korban utama dari polusi plastik. Menurut laporan dari Ocean Conservancy, sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun. Ini berdampak buruk pada kehidupan laut, karena hewan-hewan sering kali mengira plastik sebagai makanan.

Tercatat bahwa lebih dari 700 spesies laut telah terdampak oleh plastik, baik melalui konsumsi langsung atau karena terjebak di dalamnya. Mikroplastik, partikel kecil dari plastik yang terurai, juga telah ditemukan di dalam tubuh ikan yang dikonsumsi manusia, yang berarti bahwa plastik ini akhirnya berakhir di rantai makanan kita sendiri.

Jumlah Sampah Plastik dari Air Kemasan di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat konsumsi air minum dalam kemasan yang tinggi. Data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik per tahun, dan sebanyak 1,29 juta ton berakhir di lautan. Di antara sampah plastik tersebut, botol plastik air minum menyumbang bagian yang signifikan.

Menurut sebuah laporan oleh UN Environment Programme (UNEP), konsumsi air minum dalam kemasan di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan urbanisasi. Meskipun banyak dari botol plastik ini dapat didaur ulang, faktanya hanya sebagian kecil yang benar-benar sampai ke pusat daur ulang. Kebanyakan botol plastik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau bahkan di sungai dan lautan, yang semakin memperburuk masalah polusi plastik di Indonesia.

Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, fasilitas pengelolaan sampah sering kali kewalahan dengan volume sampah plastik yang terus meningkat. Kurangnya infrastruktur daur ulang yang memadai dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang menjadi tantangan utama dalam mengatasi masalah sampah plastik dari air kemasan di Indonesia.

Air dalam Plastik Kemasan dapat Mempengaruhi Kesehatan Manusia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline