Lihat ke Halaman Asli

Dewy Iriany

Marketing dan Water-Air Specialist

Kondisi Pencemaran Udara di Indonesia Saat Ini

Diperbarui: 29 Juli 2024   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pencemaran udara adalah salah satu tantangan lingkungan paling mendesak di Indonesia saat ini. Kualitas udara yang buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Artikel ini akan membahas data terkini tentang kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia, sumber utama pencemaran udara, dan dampak pencemaran udara pada lingkungan.

Data Terkini tentang Kualitas Udara di Kota-Kota Besar

Indonesia menghadapi masalah pencemaran udara yang signifikan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Menurut data dari Air Quality Index (AQI) tahun 2024, Jakarta sering kali berada dalam kategori "tidak sehat" dengan tingkat PM2.5 yang jauh di atas batas aman yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). PM2.5 adalah partikel halus yang bisa menembus jauh ke dalam paru-paru dan aliran darah, menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Surabaya juga mengalami masalah serupa, dengan tingkat polusi udara yang tinggi terutama selama musim kemarau. Data dari IQAir menunjukkan bahwa kualitas udara di Surabaya sering kali masuk dalam kategori "tidak sehat bagi kelompok sensitif," yang mencakup anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan penyakit pernapasan.

Bandung, meskipun lebih dikenal sebagai kota dengan iklim sejuk, juga tidak lepas dari masalah pencemaran udara. Tingginya jumlah kendaraan bermotor dan industrialisasi telah menyebabkan peningkatan polusi udara di kota ini. Pada hari-hari tertentu, AQI di Bandung menunjukkan tingkat polusi yang dapat membahayakan kesehatan.

Sumber Utama Pencemaran Udara

Sumber utama pencemaran udara di Indonesia berasal dari berbagai sektor, termasuk transportasi, industri, dan pembakaran sampah. Transportasi adalah kontributor terbesar, terutama di kota-kota besar. Jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang memadai telah menyebabkan peningkatan emisi gas buang yang signifikan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), emisi dari kendaraan bermotor menyumbang sekitar 70% dari total pencemaran udara di Jakarta.

Industri juga berkontribusi besar terhadap pencemaran udara, terutama di daerah-daerah industri seperti Cilegon dan Bekasi. Pabrik-pabrik di daerah ini sering kali mengeluarkan polutan berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan volatile organic compounds (VOC) ke udara. Polutan ini tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia tetapi juga merusak lingkungan.

Pembakaran sampah, baik secara terbuka maupun di tempat pembuangan akhir, adalah sumber pencemaran lainnya. Di banyak daerah, sampah masih sering dibakar secara terbuka, menghasilkan asap tebal yang mengandung berbagai zat beracun. Pembakaran ini tidak hanya menyebabkan polusi udara tetapi juga berkontribusi pada perubahan iklim dengan melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).

Dampak Pencemaran Udara pada Lingkungan

Dampak pencemaran udara terhadap lingkungan sangat luas dan merusak. Salah satu dampak paling langsung adalah kerusakan pada flora dan fauna. Polutan seperti ozon troposferik dapat merusak jaringan tanaman, mengurangi hasil panen, dan mengganggu ekosistem alami. Pohon dan tanaman yang terpapar polusi udara dalam jangka panjang sering menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti daun menguning dan pertumbuhan terhambat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline