Lihat ke Halaman Asli

Kangen sama Mahasiswa-Mahasiswiku

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhubung mata kuliah yang saya pegang di semester ganjil ini tidak ada, jadi untuk semester ini beneran off ngajar, kecuali kalau ada urusan administrasi kampus yang harus diselesaikan. 2 semester sebelumnya saya mengajar kelas yang sama jadi udah hafal dan akrab sama mereka. Mungkin karena bawaan masih muda sih jadi lebih bisa nge-friend sama para mahasiswa.. (jiaahhh...inget umur non...) :D daann...malam ini jadi tiba-tiba kangen sama anak-anak itu, walau kalau giliran diskusi sering terjadi huru-hara hehehe...

Mereka itu menyenangkan sih dan enak diajakin untuk kegiatan-kegiatan positif. Tapi yang paling menyentuh adalah ketika salah satu dari mereka menyabet beberapa prestasi tertentu, mereka biasanya mengirimkan pesan singkat ke saya seperti ini ;

"Bu, saya mau ikut lomba design busana tingkat nasional, doakan ya bu"

" Kak, saya terpilih mewakili pemuda adat ke Jakarta untuk training advokasi tentang HAM "

" Bu, si A terpilih sebagai salah satu dari para peraih beasiswa yang dikirim ke Jakarta untuk acara dari DIKTI yang pematerinya aja Presiden bu"

" Bu, saya pengen sekali jadi wartawan"

" Bu, saya masuk 3 besar nasional, makasih ya bu do'anya "

Begitulah kira-kira beberapa pesan singkat yang mereka kirimkan atau pembicaraan saat chatting dengan mereka. Buat saya itu SESUATU bangeet.... apalagi mereka juga masih mengirimkan pesan singkat sekedar menanyakan kabar saya.

Trus kenapa ada yang memanggil "Kakak" dan ada yang "Ibu"?

Sebenarnya dari perkenalan awal dulu juga sudah saya bilang untuk memanggil "kakak" saja atau "Mbak" karena waktu kuliah di Jogja dulu para mahasiswa akan menyesuaikan, kalau masih muda ya dipanggil "Mas" atau "Mbak". Tapi berbeda kalau di UGM, di sana memang terbiasa memanggil dosennya dengan panggilan "Mas" atau "Mbak" jadi membuat hubungan dosen dan mahasiswa secara tidak langsung menjadi lebih luwes meskipun usia dosennya sudang 40an tahun :D Sementara daya sendiri, dari beberapa mahasiswa yang sudah terbiasa memanggil "Pak" atau "Bu" jadi merasa tidak nyaman ketika harus memanggil "Mbak". (Apa sebenarnya saya terlihat tua ya makanya dipanggil "Ibu" ya? Iya kali! :D )

Apapun cerita saya tadi, intinya saya ingin mengajar dengan HATI. Bukan hanya ingin para mahasiswa HANYA menguasai materi tapi ingin mereka punya IMPIAN BESAR, ingin mereka YAKIN bahwa mereka MAMPU jika mereka MAU, menjadi PEMUDA harapan bangsa yang tidak hanya bisa memprotes pemerintah tapi harus bisa BERBAGI dan BERKONTRIBUSI pada masyarakat dan menjadikan HIDUP itu MANFAAT bagi banyak orang. ^_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline