Gen Z adalah sebutan orang yang lahir tahun 1997 hingga tahun 2012. Generasi yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial. Cara mereka berinteraksi dengan dunia tentunya berbeda. Smartphone, media sosial, dan perangkat digital lainnya sudah seperti teman yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Namun, hal tersebut tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental mereka. Menurut penelitian dari Pew Research Center (2023), hampir 95% remaja di Amerika Serikat secara aktif menggunakan media sosial. Namun, tingginya penggunaan teknologi ini sebanding dengan tingginya angka kecemasan dan depresi. Hal yang dapat dilakukan gen Z untuk menyingkapi fenomena ini adalah dengan digital detox
Menurut WebMD, digital detox adalah sebuah cara untuk menahan diri untuk tidak menggunakan perangkat digital dalam waktu tertentu. Tujuan utama dari digital detox adalah untuk memberi ruang untuk istirahat dari perangkat digital, meningkatkan kesehatan mental, dan kembali terhubung dengan dunia nyata. Berdasarkan penelitian dari University of California, San Francisco (2022) dihasilkan bahwa setelah seminggu melakukan digital detox, peserta mengalami penurunan stres sebesar 30% dan merasa lebih fokus serta terhubung dengan dunia nyata. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa konsep digital detox bukan hanya keharusan tapi kebutuhan yang akan dampak positif bagi gen Z terutama untuk mengurangi kecemasan, stres, dan mendukung kualitas hidup lainnya.
Gen Z dapat memulai digital detox dengan langkah-langkah mudah. Diawali dengan mengaudit dan menentukan target. Penentuan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa lama waktu yang akan diperlukan untuk melakukan digital detox dan apa saja perangkat yang perlu dibatasi penggunaanya. Mengganti waktu luang dengan melakukan aktivitas tanpa digital seperti menulis dan membaca buku. Selain itu, menggunakan waktu luang untuk aktivitas luar ruangan seperti olahraga atau berkumpul dengan teman-teman. Selanjutnya, menentukan waktu-waktu bebas layar smartphone dan perangkat digital. Membatasi penggunaan smartphone pada saat waktu-waktu sederhana, seperti pada saat makan, sebelum tidur, dan mengurangi kebiasaan scrolling yang berlebihan. Langkah tersebut lakukan dengan konsisten dan sempatkan untuk merefleksi diri. Setelah melakukan digital detox, lihat perubahan yang terjadi pada diri.
Melakukan digital detox bukanlah hal yang rumit jika menggunakan cara dan metode yang benar. Hal itu dapat dijadikan kesempatan untuk istirahat dari dunia digital. Melakukan digital detox bukan dalam artian menolak perkembangan teknologi, tetapi bertujuan untuk mengontrol penggunaannya agar lebih bijak dan terarah. Dengan melakukan digital detox secara konsisten, Gen Z dapat memberikan ruang untuk melepaskan diri dari dunia digital dan menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H