Indonesia resmi terpapar virus Covid-19 yang dinyatakan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Pada saat ini masyarakat sedang mengalami Fenomena panic buying atau membeli barang dalam jumlah besar saat munculnya wabah atau bencana terjadi mulai terlihat di beberapa lokasi. Dengan adanya fenomena ini ekonomi indonesia menagalami ketidakstabilan yang mengakibatkan penjualan kebutuhan sehari hari meningkat, tidak hanya itu kebutuhan seperti masker dan hand sanitaizer melonjak tinggi yang diakibatkan oleh penimbun barang tersebut. Media sosial mulai ramai menunjukkan foto antrian panjang di supermarket di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Akibatnya, terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer di mana-mana. Harga sudah melonjak dengan tidak wajar.
Dengan melonjaknya harga tersebut mengakibatkan kepanikan kepada rakyat rakyat kecil yang kurang akan penghasilan untuk membeli kebutuhan sehari hari. Panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia. Panic buying yang melanda hampir seluruh dunia akhirnya membuat aturan pembatasan pembelanjaan. Di Indonesia, hampir seluruh apotek dan supermarket telah membatasi jumlah pembelian hand sanitizer dan masker per orang. Rata-rata, satu orang hanya diizinkan membeli satu botol hand sanitizer dan dua lembar masker. Pembatasan ini dilakukan agar tidak ada penimbun dan pembagian bisa merata ke banyak orang. Pasalnya, ditemukan penimbun di beberapa wilayah Indonesia. Penimbun ini lantas menjual dengar harga yang tidak masuk akal karena kelangkaan. Aksi penimbunan tersebut ditindak lanjuti oleh pihak berwajib.
Pemerintah juga saat ini juga sudah memberikan pernyataan dengan bisa menggunakan masker kain. Karena masker medis itu di pergunakan untuk tenaga medis. Karena semakin tinggi angka kelangkaan terhapad masker tersebut. Dan masyarakat dianjurkan menggunakan masker kain dengan di lapisi tisu di dalamnya dan rajin dalam mencuci tangan dan pola hidup sehat agar dapat mencegah terpaparnya virus.
Dampak dari panic buying ini mengakibatkan kelangkaan terhadap kebutuhan dan melonjaknya harga barang yang tersedia. Sehingga berimbas kepada inflasi ekonomi yang tidak stabil. Dan panic buying ini akan berlangsung sebelum idul fitri yang terjadi kenaikan secara signifikannya. Selain itu panic buying ini juga mengakibatkan keuangan rumah tangga menipis karena barang yang melonjak tinggi harganya dan kebutuhan semakin dibutuhkan sehingga keuangan di dalam rumah tangga terganggu.
Apa lagi sekarang sedang di laksankan pembatasan keluar rumah atau di laksanakkan WFH (Work From Home) yang mengakibatkan pendapatan mereka juga menurun. Dari panic buying ini mengakibatkan oendapatan menurun tetapi keinginan yang semakin meningkat agar kebutuhan terpenuhi mengkibatkan pemborosan. Jadi sebaiknya masyarakat jangan terlalu panik untuk menghadapi masalah yang seperti ini agar semua masyarakat tetap merasakan kestabilan ekonomi yang sedang terjadi saat ini.
Kepanikan masyarakat yang lain juga menimbulkan keresahahan terhadap kelangsungan hidup yang mereka jalani. Dengan dampak yang semakin menjadi jadi yang terjadi selama pandemi ini. Keresahan mereka itu adanya ketidakcukupan kebutuhan mereka sehingga menjadi arah ekonomi yang menurun dan mengakibatkan banyaknya masyarakat mengalami kelaparan dan ketidakstabilan hidup. Ketidakstabilan hidup ini diakibatkan dari mereka yang terdampak wabah ini seperti yang di alami di daerah zona merah di jakarta yang di larang untuk mudik sedangkan mereka sendiri tidak mendapatkan penghasilan di sana. Jadi mereka merasa resah dan panik untuk menghidupi keluarga dan hidup mereka sendiri tanpa adanya penghasilannya.
Masyarakat meminta kepada pemerintah untuk memberikan kebijakan terhadap mereka agar kelangsungan hidup mereka terjamin dan mereka bisa hidup seperti biasanya. Maka masyarakat sangat membutuhkan sekali bantuan dari pemerintah untuk rakyat kecil yang benar benar memerlukan bantun ini. Masyarakat berharap bantuan dari pemerintah bisa mengatasi permasalahan ekonomi mereka.Dari pemeintah menyanggupi permintaan masyarakatnya dengan memberikan sembako kepada masyarakat agar masyarakat tetap mematuhi aturan pemerintah yang sedang dijalankan. Pemerintah juga akan memberikan bantuan sebesar Rp 600.000 perbulan dan akan di didistribusikan selama 3 bulan. Selain itu ada bantuan dari pihak provider telkomsel dan indosat dengan memberikan gratis kuota untuk para anak anak yang menjalankan pembelajaran jarak jauh, agar dapat meringankan orang tua dengan beban pada saat pandemi ini. Serta bantuan potongan terhadap biaya subsidi listrik. Maka dari itu masyarakat jangan panik untuk menghadapo masalah pandemi ini. Dimulai dari masyarakat tidak merasakan kepanikan maka pandemi ini akan cepat selesai dan berakhir agar kita daoat bebas untuk melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa ada rasa kepanikan yg dialami.
Dari pandemi ini mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap ekonomi di indonesia yang benar benar tidak stabil. Dan ketidakstabilan ekonomi ini membuat meningkatnya angka dolar pada indonesia dan inflasi di indonesia. Selain itu dampak yang terjadi lebih pada kepanikan masyarakatnya terhadap pandemi ini karena membuat keterpurukan dan ketidakstabilan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H