Lihat ke Halaman Asli

Nyimas Dewi Yulia

Menulis adalah jiwa dan rasa

Jiwa yang Hidup Kembali

Diperbarui: 20 Oktober 2024   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Nyimas Dewi Yulia

Aku bermain main dengan egoku.
Menekan perasaan hati yang selalu gundah.
Menjadikan aku pribadi yang tak tersentuh.
Kalbu yang membeku dan jiwa yang telah pergi.

Menepi aku sendiri dalam penatnya hidup.
Tetapi tetap tidak kutemukan makna dari hampanya rasa yang kuciptakan.
Karena hati adalah jiwa
Dan jiwaku telah menjadi beku seperti juga kalbu.

Hanya satu yang bisa membuatku kembali menjadi aku.
Yaitu kembali bertafakur pada-Mu.
Menjadi hamba-Mu yang selaras,sejiwa dan sesukma.
Tidak hanya menjadi aku yang selalu menuntut hidup menjadi sempurna.

Esa-Mu ya Tuhan.
Menyadarkan aku.
Jiwa ini hanya sebuah kalbu.
Melayang layang diantara jiwa-jiwa lain
Tanpa makna apa artinya aku?
Hanya satu dari berjuta jiwa di bumi milik-Mu

Petunjuk-Mu kadang tak bisa kuselami.
Karena Kau bisa memberikannya melalui  cara yang membahagiakanku atau dengan cara melukai hatiku.

Tinggal bagaimana aku menjaga keras kepala dan egoku.
Memahami semua bukan untuk menghukumku.
Tapi lebih karena cinta-Mu kepadaku.
Memintaku kembali menjadi jiwa yang punya rasa dan menghidupkan kembali kalbu yang telah mati karena ego.

Kusadari kini,
Betapa indah takdir-Mu Tuhan.

20 Okober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline