Lihat ke Halaman Asli

Mengulik Pesan Raden Saleh dalam Narasi Film

Diperbarui: 29 September 2022   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Film Mencuri Raden Saleh, karya Sutradara Angga Dwimas Sasongko menurut Penulis adalah salah satu film Indonesia yang menarik untuk ditonton anak muda. Film yang berdurasi 2,5 jam menyajikan jalinan cerita dengan plot twist yang menarik, tidak mudah ditebak jalan ceritanya. Padahal, awalnya Penulis mengira bahwa film ini berlatar sejarah yang membosankan, melihat dari judul film  tentang Raden Saleh.  Sepintas terlintas di benak Penulis film ini berkaitan dengan cerita sejarah yang dituangkan oleh Pelukis Raden Saleh melalui karya lukisan yang terkenal yang berjudul  “Penangkapan Pangeran Diponegoro”.  Ternyata pendapat penulis keliru, film ini nyatanya seru dan asyik untuk ditonton, adegan demi adegan yang runtut dari awal sampai akhir,  tidak terasa durasi yang panjang.

Film Mencuri Raden Saleh berisikan tentang sekelompok anak muda yang secara tidak sengaja terjebak dalam kriminal  pemalsuan dan pencurian  lukisan ternama karya Raden Saleh yang terkenal yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Sekelompok anak muda yang terdiri dari berbagai karakter dan keahlian berkumpul  menyusun strategi agar rencana aksinya tersebut tidak ketahuan dan tidak tertangkap oleh aparat. Dalam narasi film tergambarkan kata "perlawanan dan penghianatan". Mereka melakukan perlawanan agar tidak tertangkap setelah  merasa dijebak oleh tokoh penting yang menyuruh mereka. Sementara kata penghianatan menarasikan bagaimana mereka dikhianati  karena tidak sesuai dengan perjanjian di awal yang menjanjikan imbalan uang yang tinggi. Nyatanya mereka dijebak dan nyaris semua tertangkap. Sang Sutradara film juga pandai memainkan emosi penonton dengan narasi penghianatan. Dimana di akhir cerita  diketahui bahwa tokoh sang Ayah dari Piko Subiakto yang melakukan pemalsuan lukisan ternyata terlibat dalam lingkaran pencurian lukisan Raden Saleh, dan tega menghianati sang anak. 

Penulis merasa senang mendapat kesempatan acara nonton bareng bersama pelajar dan masyarakat, pada hari Kamis sore, tanggal 15 September 2022. Sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru (Dit. PMMB), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek. Acara nonton bareng dibuka oleh Assisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan, Bapak Jazziray Hartoyo. 

                                                                                  

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, karya Pelukis Raden Saleh tidak hanya sebagai sebuah karya seni semata, namun lukisan ini memiliki nilai penting sejarah, dan memenuhi persyaratan sebagai Benda Cagar Budaya. Melalui Surat Keputusan  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan nomor:  306/M/2018 pada tanggal 6 November 2018, lukisan Raden Saleh yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Nasional. 

Lukisan Raden Saleh “Penangkapan Pangeran Diponegoro” menggambarkan tentang Perlawanan dan semangat kebangkitan nasional sebagai bentuk kemarahan terhadap Penghianatan Belanda (Krauss, 2012:78). Dimana diketahui dalam narasi sejarah, kecurangan yang dilakukan Belanda, janji adanya perundingan ternyata hanya taktik Belanda semata untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Lukisan Raden Saleh tersebut adalah respon dari  lukisan yang dibuat oleh Nicolaas Pieneman mengenai peristiwa nyata Penangkapan Pangeran Diponegoro di tanggal 28 Maret 1830.

Pelukis Nicolaas Pieneman, memberi judul Penyerahan Diri Diponegoro, dengan gambaran wajah Diponegoro yang lesu dan pasrah. Sementara Pelukis Raden Saleh, menggoreskan kanvas, menarasikan semangat perjuangan Diponegoro, dengan memberi judul lukisan yang berbeda dari karya pelukis Belanda. Lukisan Raden Saleh diberi judul Penangkapan Pangeran Diponegoro, dimana ada pesan Raden Saleh yakni tentang upaya Perlawanan dan cerita Penghianatan  yang menceritakan tentang sikap penjajah Belanda yang ingkar  janji. Diketahui dalam narasi sejarah, awalnya Diponegoro memenuhi undangan perundingan perdamaian yang disampaikan oleh  Letnan Gubernur Jenderal Hendrik Merkus de Kock, namun berakhir dalam penangkapan Diponegoro. Cerita ini dilukiskan Raden Saleh dengan penggambaran wajah Diponegoro yang tegas dan menahan amarah. 

Lewat tontonan film "Mencuri Raden Saleh", Pesan Raden Saleh tentang semangat perlawanan  dapat tersampaikan dalam konteks kekinian. Semoga ke depannya lahir karya-karya film Indonesia yang  menyampaikan narasi sejarah atau tentang cagar budaya dalam konteks kekinian.

(Foto dokumen pribadi. Referensi  dari http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2017101200002/lukisan-penangkapan-pangeran-diponegoro-karya-raden-saleh)

-DeYe-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline