Ternyata, Indonesia memang beragam.
Beragam sukunya, budayanya, agamanya, sampai-sampai pada urusan WAKTU!
Sebagai anak WIB dari lahir, mau nonton TV jam berapa, aku tinggal nonton. Segalanya serba natural; ada kecocokan jam antara rumah dan stasiun TV nasional yang membuatku merasa nyaman dan tak perlu pusing menyesuaikan lagi.
Saking terbiasanya, jadi lupa bahwa negeri kita tercinta ini punya tiga zona waktu!
Sedari sekolah, kita sudah diajarin tentang pembagian zona waktu di Indonesia, kan? Ada Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT).
Namun, bagi anak WIB, karena kecocokan jam rumah dan TV itu tadi yang membuat pelajaran itu tidak berguna. Beda dengan anak WITA dan WIT, sedari kecil sudah diajarkan orang tua bagiamana caranya bisa menonton acara kesayangan dalam waktu setempat.
Makanya, setelah aku baca di situs tanya jawab dan medsos kicauan, baru nyadar, kalau anak WITA atau WIT harus menambah 1 atau 2 jam dari jam tayang aslinya, oooh gitu ya.
Kukira udah dikonversi ke waktu setempat, sayangnya sih jam tayangnya tetap WIB!
Duuh, memang struggle-nya di situ!
Di sisi lain, dominasi acara dengan zona waktu WIB, sudah membuatku biasa, manja pula. Bisa-bisanya bikin buta perbedaan waktu!
Bayangin aja, aku pernah nonton tayangan TV Jepang jam 17.00 waktu setempat terus aku nonton jam 5 sore juga, ya kelewat dong! Gak tau kalau waktu Jepang lebih cepat 2 jam dari daerahku.
Gak hanya itu saja, gara-gara buta zona waktu, waktu memesan barang di daerah lain yang ternyata telah tutup, bisa-bisa dia komplain yang bukan pada tempatnya. Cuma karena berbeda waktunya!