Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Belum Selesai COVID, Datanglah Penculikan!

Diperbarui: 5 September 2020   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Shutterstock

Kemarin (03/09), kita sempat menyaksikan penambahan jumlah pasien positif virus korona COVID-19 yang telah mencapai puncaknya, yakni 3.622 kasus. Edan? Ya memang edyaan, karena tak terbayang bisa meraih angka sebanyak ini.

Tapi, jangan lupakan efek sampingnya. Pagebluk yang tengah diderita dunia ini, sudah menyeret ke sektor lainnya juga, tak hanya kesehatan. Secara tak langsung, pendidikan, politik, dan yang paling terpenting, ekonomi, terasa terancam hidupnya gegara si kecil virus SARS-CoV-2.

Hmmm, perihal ekonomi, ada turunan masalah yang menghampiri. Gara-gara novel coronavirus, kegiatannya terasa sepi. Produktivitasnya menurun. Lalu, ujung-ujungnya di-PHK, dan akhirnya berakhir dengan kemiskinan.

Siapa juga yang bakal dijebak dengan kemelaratan? Pastinya gak pengen. Namun, namanya rezeki kan berbeda-beda, sesuai dengan takdir yang telah Tuhan tetapkan untuknya.

Walaupun begitu, bukanlah kita semua wajib berusaha dan berdoa, karena kebutuhan tak bisa berhenti, ekonomi harus tetap berputar, gak peduli dalam hari-hari normal atau sedang ada pandemi.

Oh ya, tak semua manusia mencari tambahan penghasilan di masa sulit ini. Memang dasar ya, masih saja yang menghalalkan segala cara demi sesuap nasi. Akibatnya, muncul beragam modus, yang dibalut dengan atas nama keuntungan, padahal di dalamnya adalah KEJAHATAN!

Ya, itulah yang tengah terjadi sekarang ini.

Diriku saja sekarang tak bisa keluar dari rumah lebih jauh lagi. Memang, COVID belum bisa pergi, namun sudah datang suasana dengan masalah baru. Keadaan yang membahayakan bagi anak-anak dan perempuan.

Beberapa hari yang lalu, ada cerita seseorang yang Kakak temui, dia mengaku hendak diculik saat naik angkot. Sejak saat itu, Kakak kasih tahu ke saya, kalau ke kota sebelah, harus berangkat dengan ojek pribadi Papa. Berat sih, tapi ya gimana lagi, demi keselamatan, lho.

Kan soalnya pakai masker, wajahnya tertutup? Ternyata, itu belum cukup!

Karena, saat berjalan bisa memengaruhi. Atau, lagi lengah dan menyendiri. Itu masalahnya, apalagi diriku kalau keluar untuk beli sesuatu, selain jalan kaki, sendirian lagi!

Kalau boleh dikutip dari data yang dikeluarkan KPAI, tahun 2019 saja sudah 244 kasus penculikan anak, 56 di antaranya menjadi korban perdagangan. Salah satu turnannya, ya diambil organnya untuk dijual!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline