Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Guru Itu Melayani, Bukan Semata Menggugurkan Kewajiban!

Diperbarui: 28 Juli 2020   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak sekolah cuma kerjakan soal melulu. Mengapa tidak dijelaskan materinya terlebih dahulu?

Hmmm, walaupun wilayahku sempat nihil kasus positif COVID-19 yang dirawat dan sekarang tambah lagi, memang keputusan yang tepat untuk tetap belajar di rumah pada tahun ajaran baru ini.

Memang, tak ada yang abadi dari perkembangan pandemi ini. Tak ada kasus yang tersisa belum tentu menang, karena di wilayah sekitarnya masih ada yang terjangkit dan warganya hilir mudik sana-sini yang bisa jadi, membawa virusnya?

Oh ya, diriku sempat melihat keponakan dan anak tetangga sebelah mengerjakan soal di LKS. Jawabannya, ya googling aja. Beres! Namun, tetap saja diriku kecewa, pasalnya gurunya sama sekali tidak mengajarkan ilmunya, hanya beri tugas dan tugas.

Kalau saya mengingatnya kembali, dulu pernah saat pelajaran IPA, kalau tidak salah, hanya kerjakan soal sampai beratus-ratus jumlahnya. Gurunya, hanya bahas di luar pelajaran. Ya, begitulah.

Lalu, ada juga guru Fisika yang kala itu merangkap jadi Waka Kesiswaan. Alhasil, penjelasan tentang pelajaran hanya sebentar terus kasih soal. Apa gak kecewa, mengingat Fisika itu pelajaran yang sulit?

Masih mending teman sebangkuku, ada atau tidaknya guru, tetap saja enjoy dengan perhitungan Fisika-nya. Iyalah, dia memang pintar, sih.

Ngomong-ngomong, soal pembelajaran di saat pandemi, sebenarnya sudah ada fasilitasnya. Belajar di Rumah via TVRI, pembelajaran melalui RRI, ada pula lewat online. Sudah ada kan, tinggal milih yang mana. Tapi, gurunya tetap saja enggan dan memilih kasih tugas. Hanya itu.

Apa mereka tidak ingin ribet soal pembelajaran kepada para siswanya? Entah.

Padahal, jaringannya ada, hampir di setiap rumah ada TV, radio sampai di rumah-rumah, kurang apa lagi dari desaku ini, yakan?

Setelah membaca buku I Love Monday karya Pak Arvan Pradiansyah, diriku baru paham, mereka ini berorientasi pada pekerjaannya, bukan pada manusianya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline