Akhir-akhir ini, kok malah jadi sepi...
Memasuki masa new normal, rasanya ada yang aneh. Dulu, saat pergi ke pasar di kampung sebelah, saya selalu dapat mobil angkot dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tapi sekarang?
Seperti itulah yang kualami saban kemarin. Tepatnya, kira-kira 1800 detik berlalu dalam bentuk menunggu, malah enggak dapat angkot ke arah utara. Ya, pasar itu tadi!
Setelah tak ada lagi kesabaran yang tersisa, langsung berpaling ke kampung sebelah yang lebih jauh. Dua kali lipatnya dibanding jarak antara rumahku dan pasar yang tepat 1 km, demi dapat bahan buat memasak, iyalah.
Ternyata, lebih banyak kutemui angkot menuju kota dan melewati kampung tetangga tersebut, meskipun, tidak selalu didapat dengan manis. Buktinya, waktu ke kota, saya harus menunggu angkot yang lamaaaa sekali!
Oh ya, sebagai tambahan, karena desa saya dibelah oleh jalan raya, berarti ada akses untuk menuju ke manapun. Beruntungnya lagi, ada angkutan umum yang lalu lalang; berpangkal di terminal kota, bisa menjangkau beberapa desa di kecamatanku termasuk desaku, sampai kecamatan tetangga.
Walaupun begitu, tetap saja keadaannya tak seindah dulu.
Menurut keterangan dari supir angkot yang kutemui, memang sejak bulan Maret saat pagebluk COVID-19 merambah ke daerah saya, banyak orang yang berdiam #dirumahaja, sehingga kegiatan angkot di kota jadi sepi, jadi nyata. Akibatnya, bisa berimbas pada angkot di desa.
Tak hanya itu saja! Sebelum pandemi ini ada, jumlah penumpangnya sudah terkikis sedikit demi sedikit.
Benar saja, dewasa ini jalan untuk mendapatkan sepeda motor semakin mudah. Tinggal bayar angsuran sekian ratus ribu selama berbulan-bulan, sudah. Yah, apalagi biar lebih mudah menjangkau tanpa bersusah payah harus menghabiskan tenaga?