Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

"Saya Tidak Ingin Menjadi Atheis!"

Diperbarui: 10 Februari 2020   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Atheist Alliance America

Jujur, sebenarnya saya enggan membahas hal-hal agamis. Tapi, melihat pengakuan putra bungsu Ahmad Dhani, Dul Jaelani, membuatku tergerak untuk (juga) memberikan kesaksianku.

Tepatnya, awal Febuari ini, Dul sempat menjadi atheis sampai peristiwa kecelakaan menimpanya pada tahun 2013. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dia menyadari bahwa Tuhan itu benar-benar ada.

Yah, mungkin diriku juga sama. Sempat berpikir juga "apa saya nggak usah beragama saja ya?". Namun, membaca komentar dari situs tanya jawab, membuatku tidak nyaman dan memutuskan untuk tetap memeluk agama yang saya yakini. Diriku ingat Mama, dan kalau tidak seiman di hari akhir, pasti tak bisa berjumpa lagi. Sedih.

Bener sih, sakit banget kalau melihat atau hal-hal tentang atheis, sampai nyari datanya saja nggak berani. Mungkin, orang yang bertumbuh di atas ketidakpercayaan pada Tuhan jumlahnya terus bertambah tinggi, sayangnya tak terdeteksi karena sebagai negara Pancasila, penduduknya harus mencantumkan agamanya, 'kan?

Ah ya, diriku teringat, akan kesaksianku tentang pengalaman spiritual yang saya alami, yang pernah kutulis dua tahun lalu. Cuma, ya sebatas konsumsi pribadi, belum berani ditampilkan ke khalayak. Atau, kejadian itu juga dimuat di majalah lokal yang sebenarnya sudah lamaaa sekali.

Hmmm, apa ini sudah saatnya untuk kubagikan, ya?

***

Seharusnya hidupku sudah berhenti total di dunia sejak remaja (dengan kata lain, nama Nahariyha Dewiwiddie nggak mungkin ada di Kompasiana, 'kan?). Tapi nyatanya, Tuhan masih memberiku hidup dan kesempatan untuk terus menulis, sampai sekarang.

Ternyata, ada satu rahasia yang membuat Tuhan menyelamatkanku waktu itu, yang harusnya ditabrak kendaraan yang memungkinkan ragaku hancur seketika. Keajaiban untuk berbagi, atau dalam keyakinanku disebut infaq dan sedekah.

Ceritanya begini, waktu pulang sekolah, saya mampir di sebuah toko,lalu pulangnya, saya menyisihkan uang jajanku untuk dimasukkan ke kotak amal. Saat hendak melangkahkan kaki untuk menyebrang, tiba-tiba ada "kekuatan tak terlihat" yang menarikku ke belakang, karena mobil box yang melesat dengan kencangnya, yah seperti roket gitu.

Aneh bin ajaib, bukan? Bohong kalau diriku hanya ngarang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline