Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Kenangan dan Pengalaman Kan Sama-sama Berharga!

Diperbarui: 6 Februari 2020   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: The Barefoot Nomad

Kalau sekiranya kalian ditanya, mana yang lebih penting, menikmati liburan atau foto-foto, kalian pilih yang mana?

Anak-anak milenial pasti pada jawab, "foto-foto dong, apalagi selfie-an dan diunggah di medsos, wuiih udah bahagia banget!"

Benarkah? Ya, sudah tak bisa diragukan lagi perilaku manusia akibat perkembangan teknologi. Dari kamera yang dulu harus dijinjing ke mana-mana. Kini, si alat pemotret foto itu bisa dipersatukan dengan smartphone!

Dan akibatnya, setelah difasilitasi dengan kemunculan media sosial, semakin jadilah. Peluang orang untuk swafoto semakin terbuka lebar! Iyalah, ngaku aja dah.

Akan tetapi, asal tahu aja, waktu kalian (dan saya) lagi menjelajah di suatu tempat, kenangan dan pengalaman saling berebut perhatian; ingin dipilih untuk dilakukan. Nah, kalau begini, apalagi kalau skor multitasking pada diri bernilai rendah, konsentrasi pada diri bisa berantakan separah-parahnya.

Apalagi setelah kehadiran smartphone seperti yang ku bilang sebelumnya, yang dianggap sebagai pelaku distraksi; tersangka dalam pengalihan fokus pada manusia kekinian. Pelajar pun sama, dianggap menjadi prima causa dalam kejatuhan fokus belajar siswa. Yaah, intinya tak sebaik dahulu.

Oh ya, diriku pun jadi teringat apa yang pernah kudengar dan kemudian membaca ulang intisarinya di Smart Happiness, bukankah dunia ini diciptakan untuk dinikmati oleh manusia? Sayangnya, banyak di antara kita yang sekadar menjalani hidup, tapi maknanya? Bisa jadi NOL BESAR.

Memang iya, menjalani hidup ini berorientasi pada hasil. Nah, bisa dilihat sendiri, para karyawan yang berkantor hanya sebagai formalitas, bekerja seperti biasa, sudah. Di akhir bulan, mereka menunggu gaji yang mendapatkannya, serasa bagaikan di surga.

Berbeda dengan orang yang menikmati hidup, pasti yang diutamakan adalah prosesnya, kan? Contoh kecilnya, seseorang yang sedang makan, dia akan berfokus pada mengunyah makanan, merasakan makanan tersebut, lalu menelannya. Bukankah itu terasa lebih nikmat?

Dan itu, orang yang menikmati (hidupnya), salah satu tandanya adalah tak ingin segera berlalu.

Bayangkan aja kalau kalian berkunjung ke tempat yang baru, tentu penglihatan kalian yang berfokus ke lingkungan di tempat tersebut, pokoknya tak ingin sedetik pun ingin berpaling.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline