Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Negeri Ekstrovert

Diperbarui: 1 November 2019   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: wiseGEEK

Dari ujung pulau di utara Andalas sampai titik terakhir di Irian, pagi menyambut, keriuhan terjadi. Banyak penduduk ribuan pulau yang amat bersemangat ketika matahari bangkit dari peraduannya. Tidak sabar bagi kebanyakan mereka, buat cari teman, menggaet partner, di sekolah, kampus, kantor---ya di mana pun semata ingin ngobrol termasuk membahas remahan topik ringan.

Tak jarang mereka malah membentuk geng, dari empat, enam, bahkan sampai sepuluh! Ya emang gak asing sih di lingkungan sekolah maupun kampus. Apalagi kaum sosialita, gak lengkap kalau tanpa kumpul-kumpul!

Pesta? Wuuuih negeri kita paling huebooh! Pernah di rumahku, Papa mengundang teman satu kantor untuk makan bersama dalam sebuah pesta, lalu diselingi hiburan musik pula. Resepsi pernikahan jauh lebih meriah lagi. Satu RT harus diundang dan pestanya dibikin besar besaran plus organ tunggal yang siap menemani kedua mempelai.

Oh ya, para wanita di sini sukanya berbasa-basi. Berita gosip dan topik terhangat tak tertinggalan untuk dilahapnya. Sering banget, seseorang ikut gabung sama mereka yang membicarakan sesuatu, ya karena ini: "Sepi itu gak seru!"

Belum lagi kita sangat menghargai orang-orang yang komunikasi dengan berbicara langsung-nya baik sekali, sehingga bisa diterima dengan baik di mana pun. Kalau yang dijumpai orang pendiam yang komunikasi lisan-nya lemah, langsung berkata: "Kamu ini bisa presentasi, gak sih?"

Termasuk juga kalau hari-hari yang dijalani memasuki akhir pekan. Jalan-jalan minimal berdua, berwisata berempat, sampai serombongan merupakan hal yang umum di negeri ini. Sampai-sampai mereka rela mengajak temannya untuk ikut bersama---ya meskipun ada yang nolak.

"Ya kenapa sih harus ngajak loe ke pesta? Kalau gak ada loe itu gak rame!

Hmmm, begitulah.

Sampai urusan acara adat dari Sabang sampai Merauke pokoknya harus meriah! Mana mungkin kalau bikin upacara adat di saat penduduknya hening dan dingin, ya 'kan? Pernikahan daerah yang beribet-ribet tentu ada alat musik yang menyertai, apalagi upacara lainnya? Tari-tarian pun tak ada yang dipentaskan tanpa alunan nada yang menghiasinya.

Ya begitulah, berkegiatan apa pun---seminar, kopi darat dan apa pun juga di tanah tumpah darah ini, malah jadi senang. Dapat teman baru, pengalaman baru, biar hidupnya warna-warni. Karena dunia luar memang menguntungkan, memberi energi untuk tetap bersemangat, dan suasananya membuat menyambutnya dengan tangan terbuka. Pokoknya gembira deh!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline