Mengapa sih, aku selalu tersisih dan duduk sendiri, bahkan sampai tidak dapat teman sebangku?
Duuh, pengennya aku bisa punya banyak teman kayak si A, tapi tetap saja temanku sedikit!
Ada apa ya, dengan diriku ini? Setelah pulang sekolah maunya tiduran di kamar?
Pertanyaan-pertanyaan ini selalu saja melekat di pikiranku saat diriku duduk di bangku sekolah. Dinamika kehidupan sekolah yang penuh warna karena bisa menemukan siswa-siswi lain untuk bergaul dan saling berteman, membuatku gelisah, ada apa dengan diri ini. Bahkan, sempat dicap sebagai siswi yang aneh oleh salah satu temanku. Ya, karena karakterku yang berbeda dengan siswa-siswi kebanyakan.
Saat istirahat tiba, ketika banyak teman ke kantin bareng, lagi-lagi saya tidak diajak ke sana. Malah, saya pernah tidak kebagian saat kerja kelompok. Mungkin ya, saya cenderung pendiam. Akan tetapi, mereka tetap akan meminta bantukanku saat ada keperluan tertentu, misalnya, yang berhubungan dengan komputer dan internet.
Karena permasalahan itulah, saya sempat googling dan baca-baca artikel tentang kepribadian tertutup dan terbuka, ya karena saya dianggap pribadi yang tertutup. Kedua kepribadian itulah yang dikenal sebagai introvert dan ekstrovert. Tapi, sudah baca banyak artikel, bukannya membuatku puas, malah jadi haus akan pengetahuan tentang temperamenku.
Buku yang Akhirnya Mampu Menjawab Segala Permasalahanku
Ketika saya berselancar di dunia maya, saya akhirnya mendapatkan sebuah buku bagus tentang introversi. Judulnya, The Introvert Advantage. Dengan buku ini, saya berharap bisa menyelidiki dan bisa menyimpulkan, apa penyebab ini semua, yang saat ini saya rasakan *emangnya saya dektetif perasaan*. Terus, saya bisa menimba ilmu dari ahlinya, cukup dengan satu buku saja dan nggak perlu pergi ke psikolog. Ya maklum saja, di daerahku mana ada psikolog yang bertugas?
Akan tetapi, saat itu, perjuanganku mendapatkan buku ini tidaklah mudah. Satu-satunya jalan untuk bisa memiliki buku tersebut adalah lewat online, hanya saja di situs-situs belanja online ternama tidak lagi menjualnya. Akhirnya, saya harus memutar otak untuk mengunjungi beberapa situs online lain, menelpon kontak jual buku bekas, sampai pernah kena tipu di salah satu situs karena ternyata pesanannya tak tersedia!
Beruntung, di salah satu toko online, saya menemukan harapan bahwa buku yang saya incar tinggal satu eksemplar lagi, terus saya beli deh. Harganya aja, sudah jauh lebih rendah dari harga awalnya. Mungkin, tahun terbitnya sudah lama, yaitu 2013 oleh Elex Media Komputindo, meskipun versi aslinya, dipublikasi di Amerika Serikat pada tahun 2002 silam. Oh ya, perlu diketahui juga, bahwa buku ini sudah dicetak ulang, lalu dipasarkan pada pertengahan 2016, lho!
Setelah menunggu beberapa hari, tibalah pak kurir memberikan paket buku pesanan saya. Lalu, mulailah saya melahap satu demi satu, sebanyak sepuluh bab di buku The Introvert Advantage ini. Perlahan-lahan, apa yang saya alami terjawab sudah setelah membaca buku yang ditulis oleh Marti Olsen Laney tersebut.